Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan transaksi multilateral oleh Bursa Berjangka Jakarta atau BBJ pada kuartal I/2019 menurun 22% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2018.
Direktur Utama BBJ Stephanus Paulus Lumintang mengatakan bahwa sesungguhnya kinerja BBJ secara keseluruhan masih sesuai dengan harapan walaupun pencapaian transaksi multilateral masih di bawah target 2019.
"Penurunan disebabkan oleh beberapa faktor, seperti harga beberapa komoditas tidak hanya di BBJ tetapi di global turun, nilai tukar rupiah yang menguat juga berpengaruh terhadap volume transaksi," ujar Paulus kepada Bisnis.com di Kantor Bursa Berjangka Jakarta, Senin (8/4/2019).
Berdasarkan data BBJ, volume transaksi multilateral pada kuartal I/2019 hanya sebesar 285,652 lot dibandingkan dengan kuartal I/2018 yang mencapai 369.009 lot.
Sementara itu, volume transaksi bilateral pada kuartal I/2019 berhasil tumbuh 27% secara year on year (yoy), yaitu sebesar 1.572.098,46 lot lebih besar dibandingkan dengan periode yang sama pada 2018 hanya sebesar 1.232.660,49 lot.
Walaupun demikian, secara keseluruhan volume transaksi perdagangan berjangka komoditas (PBK) kuartal I/2019 oleh BBJ tercatat meningkat 16% sebesar 1.857.750,46 lot dibandingkan dengan periode yang sama pada 2018 sebesar 1.601.669,49 lot.
Adapun pada 2019, BBJ menargetkan volume transaksi kontrak multilateral dapat mencapai 1,45 juta lot pada 2019, naik 20% dibandingkan dengan 2018 sebesar 1,2 juta lot.
Sementara itu untuk transaksi kontrak bilateral, BBJ menargetkan volume transaksi dapat tumbuh 20% atau naik menjadi 5,4 juta lot pada 2019 dari target sebelumnya sebanyak 4,5 juta lot.
Di sisi lain, terjadi kecenderungan pengalihan portofolio aset investasi oleh para investor yang memilih perdagangan komoditas emas. Oleh karena itu, meski transaksi multilateral menurun, volume transaski perdagangan emas berjangka berhasil naik menjadi 165.177 lot dibandingkan dengan kuartal I/2018 sebesar 143.863 lot.
Kontrak emas berjangka tersebut masih menjadi kontrak yang paling diminati olel investor hingga kuartal pertama tahun ini. Selain itu, kontrak kopi juga masih menjadi transaksi terbesar PBK untuk BBJ pada kuartal pertama tahun ini. Volume transaksi untuk kontrak kopi tercatat sebesar 71.773 lot.
Kemudian, disusul oleh olein sebesar 36.472 lot dan kakao sebesar 12.230 lot. Adapun pada transaksi bilateral, Loco London juga masih menjadi produk yang paling banyak diminati oleh investor dengan jumlah transaksi mencapai 1.167.436,50 lot naik cukup signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Forex dan index turut memberi kontribusi yang cukup besar, masing—masing mencapai 205.883 lot dan 172.049,80 lot.