Bisnis.com, JAKARTA – Indeks dolar Amerika Serikat (AS) melanjutkan pelemahannya pada perdagangan pagi ini, Kamis (4/4/2019), di tengah penguatan mata uang euro dan pascarilis sejumlah data ekonomi AS yang menunjukkan hasil di bawah ekspektasi.
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia, terkoreksi 0,026 poin atau 0,03% ke level 97,065 pada pukul 09.39 WIB dari level penutupan sebelumnya.
Pada perdagangan Rabu (3/4/2019), indeks dolar berakhir melemah 0,28% atau 0,270 poin di level 97,091. Sepanjang pagi ini, indeks dolar bergerak di level 97,019 - 97,068.
Pada Rabu (3/4), aktivitas sektor jasa AS dilaporkan mencapai level terendahnya dalam lebih dari 19 bulan pada bulan Maret, sedangkan data payroll swasta tumbuh lebih rendah dari yang diperkirakan.
Hal ini menggarisbawahi hilangnya momentum dalam ekonomi AS yang mendukung langkah bank sentral AS Federal Reserve untuk menunda kenaikan suku bunga tahun ini.
Data tersebut dirilis setelah keluarnya beberapa data indikator ekonomi yang justru menunjukkan hasil optimistis awal pekan ini, termasuk penjualan ritel dan kendaraan bermotor serta data manufaktur.
Pada saat yang sama, berlanjutnya penguatan mata uang euro turut membebani pergerakan indeks dolar. Nilai tukar euro, yang memiliki sekitar 58% bobot pada indeks dolar AS, terpantau sedikit naik 0,06% ke posisi 1,1240 pagi ini pukul 09.49 WIB, setelah berakhir menguat 0,26% ke level US$1,1233 pada perdagangan Rabu (3/4).
Dilansir Reuters, nilai tukar euro terhadap dolar AS menguat akibat terdorongnya daya tarik aset berisiko secara global di tengah harapan atas kesepakatan dagang Amerika Serikat dan China.
Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan perundingan perdagangan antara AS dan China pada pekan lalu di Beijing telah membuat kemajuan yang baik.
Kedua belah pihak pun berupaya untuk menjembatani perbedaan-perbedaan mereka selama putaran pembicaraan lanjutan pekan ini.
Menurut Larry, untuk pertama kalinya China telah mengakui permasalahan yang diangkat oleh pemerintah AS selama bertahun-tahun, di antaranya pencurian kekayaan intelektual, pemindahan paksa teknologi dari perusahaan-perusahaan AS yang melakukan bisnis di China, dan isu lainnya.
Bersama euro, nilai tukar pound sterling terhadap dolar AS juga menguat 0,14% ke posisi US$1,3176 pada pukul 09.49 WIB, setelah berakhir menguat 0,23% di level 1,3158 pada Rabu (3/4).
Penguatan pound sterling Inggris didukung oleh sikap Parlemen Inggris yang menyetujui perundang-undangan untuk mengupayakan penundaan Brexit yang bertujuan mencegah hengkangnya Inggris dari Uni Eropa pada 12 April tanpa kesepakatan.
Posisi indeks dolar AS
4/4/2019 | 97,065 (-0,03%) |
3/4/2019 | 97,091 (-0,28%) |
2/4/2019 | 97,361 (+0,13%) |
Sumber: Bloomberg