Bisnis.com, JAKARTA – Produksi minyak mentah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mencatatkan penurunan untuk bulan keempat di tengah upaya pembatasan produksi oleh Arab Saudi dan eskalasi krisis ekonomi di Venezuela.
Terlepas dari desakan yang dilancarkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menjaga pasokan minyak tetap mengalir dan menghentikan kenaikan harga, Arab Saudi dan anggota lainnya di OPEC tetap bertekad menahan produksi demi mencegah kelebihan suplai.
Menurut survei Bloomberg terhadap pelaku pasar, analis, dan data pelacakan kapal, Saudi memangkas produksi menjadi 9,82 juta barel per hari (bph) pada Maret 2019, level terendah dalam empat tahun.
Sementara itu, produksi minyak dari 14 anggota OPEC turun sebesar 295.000 bph menjadi 30,385 juta bph, sebagaimana diberitakan Bloomberg, Selasa (2/4/2019).
Data pada Maret itu menunjukkan bahwa 11 anggota OPEC yang terlibat dalam kesepakatan, secara kolektif memangkas produksi sekitar 30% lebih dari yang dibutuhkan.
Hampir seluruh upaya ekstra tersebut didorong oleh Arab Saudi, yang menurunkan produksinya sebesar 280.000 bph ke level terendah sejak Februari 2015. Saudi telah memangkas produksi lebih dari dua kali lipat jumlah yang dijanjikan dalam kesepakatan pada Desember 2018.
Saudi dan negara produsen minyak lainnya di kawasan Teluk terus membatasi produksi minyak mereka bahkan ketika masalah yang tengah dialami Venezuela, sesama negara OPEC, semakin intensif. Meningkatnya kemerosotan kondisi keuangan berikut sanksi dari pemerintah AS memukul industri minyak Venezuela.
Pada awal tahun ini, OPEC dan mitranya, termasuk negara non OPEC seperti Rusia dan Kazakhstan, sepakat untuk memulai gelombang baru langkah pengurangan produksi ketika luapan minyak shale AS dan rentannya prospek permintaan bahan bakar global mengancam membanjiri pasar minyak dunia menjadi surplus.
Langkah pembatasan produksi mereka kemudian berhasil memperketat pasokan serta mendorong harga minyak mentah naik sekitar 32% di New York pada kuartal pertama.
Penurunan produksi tersebut menarik kritik terbaru dari Presiden Trump terhadap OPEC bulan lalu. OPEC didesaknya untuk meningkatkan produksi karena harga minyak semakin tinggi.
Kritik itu adalah yang kedua kalinya disampaikan Trump dalam Twitter tahun ini untuk mendesak OPEC menghentikan kebijakan pengurangan produksinya yang tengah berjalan. Namun, sejauh ini OPEC tampak mengabaikan seruan Trump.