Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Global Meresahkan, Bursa Jepang Catat Penurunan Terburuk

Dua indeks saham utama Jepang membukukan penurunan terbesarnya sejak Natal pada perdagangan hari ini, Senin (25/3/2019), di tengah keresahan global seputar pertumbuhan ekonomi.
Tokyo Stock Price Index (TOPIX) jatuh 3,26% ke level 1.432,65. /Bloomberg
Tokyo Stock Price Index (TOPIX) jatuh 3,26% ke level 1.432,65. /Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Dua indeks saham utama Jepang membukukan penurunan terbesarnya sejak Natal pada perdagangan hari ini, Senin (25/3/2019), di tengah keresahan global seputar pertumbuhan ekonomi.

Indeks Topix ditutup anjlok 2,45% atau 39,70 poin di level 1.577,41 dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada Jumat (22/3), Topix masih mampu berakhir naik 0,17% atau 2,72 poin di posisi 1.617,11.

Sejalan dengan Topix, indeks Nikkei 225 berakhir anjlok 3,01% atau 650,23 poin di level 20.977,11, setelah mampu ditutup naik 0,09% atau 18,42 poin di level 21.627,34 pada perdagangan terakhir pekan lalu.

Sebanyak 222 saham dari 225 saham yang diperdagangkan pada indeks Nikkei berakhir tertekan di zona merah. Adapun 2 saham menguat dan 1 saham lainnya stagnan.

Saham SoftBank Group Corp. dan Eisai Co. Ltd. yang masing-masing turun 5,01% dan 19,83% kompak menjadi penekan utama anjloknya Topix dan Nikkei 225 hari ini.

Penurunan tajam yang dibukukan hari ini membuat Jepang sebagai pasar dengan kinerja terburuk di dunia di antara pasar ekonomi maju lain, kecuali di Israel dan Singapura. Kendati demikian, Topix masih naik 5,6% sepanjang tahun ini, sedangkan Nikkei 225 Stock Average masih naik sekitar 4,8%.

Dilansir dari Bloomberg, kontraksi sektor manufaktur yang dialami di Jerman menahan pertumbuhan zona euro bulan ini akibat berlanjutnya tensi perdagangan global.

Sementara itu, indeks manajer pembelian manufaktur AS jatuh ke level 52,5 pada Maret dari 53 pada Februari dan berada di bawah perkiraan pasar, menurut IHS Markit Economics. Indeks S&P 500 AS pun turun hampir 2% pada perdagangan Jumat (22/3) sekaligus membukukan kinerja terburuknya sejak Januari.

“Investor menyadari situasi kemungkinan lebih buruk daripada yang mereka duga,” ujar Olivier d’Assier, kepala riset untuk Asia Pasifik di Axioma Inc.

“Konsensusnya adalah kita berada di permulaan siklus penurunan untuk ekonomi global, dan biasanya, pada tahap ini, ada sangat sedikit kenaikan tersisa dan banyak penurunan jika segala hal berakselesi di arah yang salah,” tambahnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper