Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Optimistis Volatilitas Rupiah Tahun Ini Bisa di Bawah 10%

Bank Indonesia optimistis volatilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada tahun ini akan mengalami penurunan dibandingkan 2018.
Karyawan menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Senin (1/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Senin (1/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA -- Bank Indonesia optimistis volatilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada tahun ini akan mengalami penurunan dan bahkan bisa lebih rendah 10% dibandingkan tahun sebelumnya, seiring kondisi global yang juga mulai kondusif. 
 
Pasalnya, dari tiga faktor utama pendorong fluktuasi nilai tukar pada 2018, salah satunya mulai kondusif pada tahun ini, yakni yang terkait faktor kebijakan Federal Reserve. 

Tahun lalu, ada tiga faktor utama volatilitas, yaitu kenaikan suku bunga The Fed, risk off di pasar keuangan global karena adanya perang dagang China-AS, dan ketidakpastian Brexit. 
 
Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah menilai keputusan The Fed yang akan menahan bunga acuan pada tingkat 2,25%-2,5% sepanjang tahun ini, membuat kondisi tekanan global mulai kondusif. 
 
"Hemat saya, karena dari tiga faktor ini, satu di antaranya sudah memberi arah yang jelas, tidak akan terlalu menekan rupiah, seharusnya ini memberikan dukungan terhadap stabilitas rupiah," ujarnya di sela-sela acara pelatihan wartawan ekonomi di Hotel Marriott, Yogyakarta, Sabtu (23/3/2019).
 
Selain itu, lanjut Nanang, faktor domestik juga memberikan dukungan positif. Inflasi terjaga di 3% dan pertumbuhan ekonomi pun stabil di atas 5%.

Lalu, kondisi Current Account Deficit (CAD) yang sedang dan terus didorong untuk berada di angka 2,5% pada akhir tahun ini, melalui berbagai upaya oleh BI dan pemerintah. 
 
"Jadi, dari sisi stabilitas akan lebih baik dari 2018. Tapi kurs jangan dilihat dari hari ke hari, karena ditentukan supply demand. Jadi, bisa saja 3 hari menguat, 1 hari melemah. Itu sebuah koreksi yang sehat. Tapi, secara fundamental stabilitas di 2019 lebih baik," terangnya.
 
Oleh karena itu, BI diklaim akan memaksimalkan sejumlah instrumen yang dimiliki untuk memperkuat nilai tukar rupiah agar sesuai dengan fundamentalnya. Misalnya, instrumen Domestic Non Deliverable Forward (DNDF) yang disebut mampu memperkuat rupiah, terutama di pasar spot.

Kehadiran instrumen DNDF pun disebut makin melengkapi instrumen stabilisasi yang dimiliki bank sentral.
 
"Instrumen DNDF memang masih perlu upaya pendalaman, pengembangan, tapi sangat membantu dalam mendukung kestabilan nilai tukar karena yang selama ini kurs spot dalam negeri banyak dipengaruhi kurs NDF di offshore," ungkap Nanang.

Operasi moneter DNDF dengan kurs yang fixed, di mana lelang dimulai pukul 08.30 WIB hingga penutupan pada pukul 16.00 WIB, disebut membuat kurs DNDF menjadi acuan bagi kurs NDF offshore.
 
"Sehingga, dampaknya terhadap spot tidak terlalu besar lagi, meskipun memang kalau pasar Indonesia atau domestik kita tutup, NDF-nya akan kembali lagi tertekan. Tetapi, biasanya begitu dibuka, pasar domestik kita bisa stabilisasi. Oleh karena itu, volatilitas di 2019 ini turun drastis ke 10% dibanding 2018," sebutnya.
 
Pihaknya pun optimistis volatilitas pada 2019 akan semakin menurun dan bahkan bisa lebih rendah dari level 10% tersebut. 

BI menyampaikan yang paling penting adalah stabilitas rupiah terjaga. Nanang menambahkan jika rupiah mengalami penguatan, maka BI tentu akan membiarkannya sesuai mekanisme pasar karena rupiah memang dipandang masih undervalue.

Kondisi pasar pun makin likuid, saat ini. Dia menerangkan begitu kurs melemah, maka--tanpa diintervensi BI--pasar mengoreksi sendiri dan banyak pihak yang menyuplai rupiah ke pasar.

Kondisi pasar yang disebut makin berimbang ini dinilai berbeda dari tahun lalu.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper