Bisnis.com, JAKARTA — Arab Saudi semakin mendesak negara produsen minyak yang tergabung dalam koalisi OPEC+ untuk tetap melanjutkan kebijakan pemangkasan pasokannya dan menganggap kebijakan tersebut belum sepenuhnya selesai.
Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al-Falih mengatakan bahwa OPEC dan sekutunya masih memiliki banyak pekerjaan ke depan untuk menyeimbangkan pasar minyak global dan mempersiapkan segala hal yang perlu dilakukan untuk paruh kedua tahun ini.
"OPEC+ perlu tetap berada di jalur pemangkasan pasokan hingga Juni karena tugas ini sama sekali belum menuju kata selesai, dalam hal memulihkan hal fundamental pasar global. Persediaan AS tetap signifikan di atas tingkat normal, dan ada risiko kelebihan pasokan dalam jangka pendek," ujar Khalid seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (18/3/2019).
Dia mengatakan bahwa pihaknya masih melihat persediaan pasokan masih menumpuk sehingga pada saat yang sama banyak investor yang gelisah tentang investasi dalam eksplorasi dan produksi minyak karena ketidakpastian.
OPEC dan sekutunya telah menyetujui pada awal tahun ini untuk memangkas pasokannya sekitar 1,2 juta barel per hari untuk mengontrol kelebihan pasokan dan mendorong harga minyak yang telah terpuruk pada tahun lalu. Hal tersebut telah berhasil membawa minyak bergerak naik sekitar 28% sepanjang tahun berjalan.
"Kami tetap siap untuk terus memantau penawaran dan permintaan dan melakukan apa yang harus kami lakukan pada paruh kedua 2019 untuk menjaga keseimbangan pasar," ujar Khalid.
Adapun, OPEC telah menghadapi tekanan dari Presiden AS Donald Trump untuk rileks terhadap sikapnya untuk melakukan pembatasan pasokan, karena tekanan berat pada pasokan bertambahan dari dua negara, Iran dan Venezuela, yang dikenakan sanksi oleh AS sheingga mengancam akan memicu kekurangan pasokan.
Namun, Khalid mengatakan, krisis tersebut tidak mengubah pandangannya tentang perlunya bertahan dengan pembatasan pasokan. Hal tersebut dikarenakan kerugian di kedua negara tersebut belum cukup untuk mencegah akumulasi baru persediaan minyak yang diprediksi masih berlimpah.
Jika penurunan pasokan Iran dan Venezuela meningkat, lanjut Khalid, OPEC siap untuk menanggapi seperti sebelumnya, yaitu dengan memangkas jumlah pasokan lagi.