Bisnis.com, JAKARTA— Potensi kenaikan biaya iklan akan menjadi salah satu faktor yang menunjang pertumbuhan pendapatan MNCN pada tahun ini.
Analis Panin Sekuritas Rendy Wijaya mengatakan sejalan dengan hal itu, dia memperkirakan pada 2019 pendapatan MNCN dapat bertumbuh sebesar 7,3% secara tahunan menjadi Rp8,0 triliun. D
iikuti oleh perbaikan marjin keuntungan yang menunjang pertumbuhan laba bersih pada 2019 mencapai 5,0% secara tahunan menjadi Rp1,6 triliun.
Potensi kenaikan harga iklan juga akan didukung oleh tingginya audience share.
Pada 2018, biaya iklan dari MNCN tidak memiliki perbedaan yang signifikan dimana untuk spot prime-time biaya iklan per 30 detik di RCTI mencapai Rp65 juta, setara dengan SCTV dan lebih tinggi sedikit dibandingkan dengan Indosiar (Rp60 juta).
“Kami memperkirakan, MNCN akan mampu meningkatkan kinerja pendapatannya di tahun mendatang melalui peningkatan biaya iklan, didukung oleh tingginya audience share yang memberikan MNCN bargaining power untuk menawarkan harga yang lebih tinggi,”katanya melalui risetnya dikutip Sabtu(16/3/2019).
Sepanjang 2018, MNCN berhasil mempertahankan audience share prime time di rata-rata di level 34,7%, kompetitornya SCMA sebesar 34,8% dengan audience share tertinggi berada pada Juli 2018 sebesar 36,8% dan terendah pada April 2018 sebesar 33,1%.
Didukung oleh unit in-house production MNC Pictures, pada Januari 2019, beberapa serial televisi hasil produksi dari MNC Pictures berhasil masuk dalam 10 besar seri drama dengan rating terbaik diantaranya adalah “Cinta Yang Hilang”, “Dunia Terbalik”, dan “TOP Tukang Ojek Pengkolan”.
Sejalan dengan hal tersebut, audience share pada Januari 2019 tercatat meningkat mencapai 38,1% dan lanjut meningkat mencapai 39,7% sepanjang tanggal 1-10 Februari 2019.