Bisnis.com, TANGERANG — PT Siloam International Hospitals Tbk. mendapatkan restu dari pemegang saham untuk tidak membagikan dividen atas laba bersih buku tahun 2018.
Direktur Utama Siloam International Hospitals Ketut Budi Wijaya mengatakan para pemegang saham menyetujui agar laba bersih buku tahun 2018 digunakan sebagai modal kerja perseroan pada 2019. Restu tersebut didapat setelah emiten berkode saham SILO tersebut menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang dilaksanakan di Karawaci, Tangerang, Banten, Jumat (15/3/2019).
“Kami tidak akan membagikan dividen. Kami masih memerlukan dana untuk pengembangan,” ujarnya.
Mengacu pada laporan keuangan 2018, emiten berkode SILO itu membukukan pendapatan sebesar Rp5,96 triliun atau naik 12,41% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp5,3 triliun. Adapun laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp16,18 miliar, anjlok 82,7% dari realisasi tahun sebelumnya yang mencapai Rp93,56 miliar.
Ketut menjelaskan bahwa penurunan laba terjadi karena pada 2018, perseroan memiliki biaya operasional yang lebih tinggi. Pasalnya, sejak 2017 hingga 2018, perseroan membangun 12 rumah sakit baru.
Tahun ini, SILO sudah mengoperasikan dua rumah sakit baru dan berencana mengoperasikan 3-5 rumah sakit baru. Sehingga, dividen atas laba bersih buku tahun 2018 tidak dibagikan.
“Karena awal tahun membuka 2 rumah sakit baru dan memiliki rencana 3-5 rumah sakit baru, jadi kebutuhan modal kerja dan capital expenditure (capex) besar,” tuturnya.
Dalam RUPSLB dan RUPST tersebut, perseroan juga mengumumkan penambahan anggota direksi yakni Phua Meng Kuan sebagai Chief Financial Officer dan Monica Surjapranata sebagai direktur eksekutif daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah di Siloam Hospitals Group. Selain itu, SILO mengumumkan pengunduran diri Budi Raharjo dan Andry sebagai direktur.
Kartini Sjahrir juga ditunjuk sebagai komisaris independen SILO. Perseroan pun mengumumkan pengunduran diri anggota dewan komisaris Tjokro Libianto, Romeo Fernandez Lldeo, dan Farid Harianto.