Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja PT Media Nusantara Citra Tbk. bakal lebih baik pada 2019, seiring dengan banyaknya pengagum drama serial dan stabilnya margin. Apakah hal tersebut mampu mengerek saham MNCN lebih tinggi?
Kinerja saham emiten berkode MNCN sepanjang tahun ini telah berhasil melonjak hingga 20,2% menuju level Rp830 per saham. Tingginya penonton MNCN menjadi salah satu keunggulan dibandingkan peers seperti PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA).
Analis Panin Sekuritas Rendy Wijaya memperkirakan kinerja MNCN akan menunjukkan pertumbuhan yang lebih solid didukung oleh empat hal. Pertama, tingginya jangkauan pemirsa yang menjadi keuntungan dalam berkompetisi.
Kedua, MNCN bakal meningkatnya efisiensi biaya program dan konten didukung oleh peningkatan porsi konten lokal yang mayoritas diproduksi melalui unit in house production (MNC Pictures). Ketiga, marjin keuntungan yang lebih solid didukung oleh efisiensi biaya operasional.
Keempat, neraca keuangan MNCN yang lebih kuat didukung oleh potensi menurunnya tingkat utang seiring meningkatnya arus kas perusahaan. Perlu diketahui bahwa MNCN memili 4 FTA (free to air) TV channel yaitu RCTI, MNCTV, GTV dan iNews.
"Kami merekomendasikan beli untuk MNCN dengan target harga Rp1.030 atau setara price earning (PE) sebesar 8,6 kali pada 2019," tulisnya dalam riset, Rabu (13/3/2019).
Tentunya, jangkauan pemirsa MNCN karena adanya konten yang diproduksi MNC Pictures dan berhasil menjadi top 10 drama series pada Januari 2019. Judul dramanya, antara lain, Cinta yang Hilang, Dunia Terbalik, dan TOP- Tukang Ojek Pangkalan.
Sampai dengan Januari 2019, MNCN berhasil mencatatkan jangkauan pemirsa pada prime-time dan all time masing-masing sebesar 38,1% dan 33,9%.
Rendy memperkirakan tingginya jangkauan pemirsa akan memberikan dampak terhadap potensi kenaikan biaya iklan dibanding peers. Hal ini juga akan turut menopang pertumbuhan pendapatan pada 2019 yang diperkirakan meningkat sebesar 7,3% year on year menjadi Rp8 triliun.
Dalam riset terpisah, analis JP Morgan Sekuritas Indonesia Indra Cahya mengungkapkan, penaikan harga saham belakang ini didorong oleh rencana Vivendi berinvestasi sebesar US$400 juta ke MNC Vision Network.
MNC Vision Network dimiliki oleh entitas anak dari PT Global Mediacom Tbk. (BMTR). Adapun BMTR dimiliki oleh PT MNC Investama Tbk. (BHIT).
"Kami pikir, kesepatan tersebut adalah pengembangan yang tepat, khususnya saat obligasi BHIT bakal jatuh tempo pada 2021 senilai US$231 juta," tulisnya dalam riset.
Atas kondisi tersebut, Indra merekomendasikan netral saham MNCN dengan target harga Rp950 per saham. Sementara itu, konsensus memproyeksikan saham MNCN berpotensi mencapai Rp1.148 per saham.