Bisnis.com, JAKARTA — PT Waskita Karya (Persero) Tbk. mengincar surplus arus kas dari aktivitas operasi hingga Rp5 triliun pada 2019 sejalan dengan akan masuknya sejumlah pembayaran tahun ini.
Director of Finance and Strategy Waskita Karya Haris Gunawan mengungkapkan bahwa posisi surplus arus kas dari aktivitas operasi perseroan akan bertambah tebal pada 2019. Pasalnya, emiten bersandi WSKT itu masih akan menerima sejumlah pembayaran proyek tahun ini.
Sebagai gambaran, Haris menyebut WSKT akan menerima pembayaran dari pekerjaan light rail transit (LRT) Palembang sekitar Rp3,5 triliun. Dana segar itu diproyeksikan masuk pada semester I/2019.
Selanjutnya, dia mengatakan perseroan akan menerima pembayaran dari proyek jalan tol Jakarta—Cikampek II Elevated. Jumlah yang akan masuk diperkirakan sekitar Rp4 triliun.
Selain itu, Haris mengungkapkan bahwa perseroan memiliki kontrak Transmisi PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Paket 1 dan Paket 2. Nilai kontrak yang dimiliki senilai Rp6 triliun.
Sementara itu, WSKT juga akan mendapatkan pembayaran dari PT Hutama Karya (Persero) untuk pengerjaan proyek jalan tol Terbanggi Besar— Kayu Agung senilai Rp13 triliun. Dengan demikian, total pembayaran turn key yang akan cair tahun ini sekitar Rp25 triliun. “Kami menghitung arus kas dari aktivitas operasi positif Rp5 triliun [pada 2019],” ujarnya kepada Bisnis.com, Senin (11/3/2019).
Baca Juga
Selain pembayaran turn key, Haris mengatakan perseroan masih ada dana talangan tanah dari lembaga manajemen aset negara (LMAN) yang belum cair dengan total sekitar Rp6,5 triliun. Hal tersebut yang membuat pihaknya optimistis akan mencatatkan kembali surplus arus kas dari aktivitas operasi tahun ini.
Dia menyebut WSKT mencapai target untuk mencetak surplus arus kas dari aktivitas operasi pada 2018. Pencapaian itu membalikkan kondisi dua tahun sebelumnya.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, posisi kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi Waskita Karya senilai Rp3,03 triliun per 31 Desember 2018 menjadi yang tertinggi dalam rentang 2014—2018. Dua tahun sebelumnya, arus kas operasi perseroan tercatat defisit dengan besaran Rp7,76 triliun pada 2016 dan Rp5,95 triliun pada 2017.
Arus kas dari aktivitas operasi WSKT sempat mencatat surplus Rp657,97 miliar pada 2015. Kondisi itu berbalik dari tahun sebelumnya defisit Rp88,71 miliar pada 2014.
Manajemen WSKT menyatakan pencapaian arus kas tahun lalu berkat penerimaan pembayaran proyek-proyek turn key dengan total Rp34 triliun pada 2018. Selain itu, kontraktor pelat merah tersebut menerima pembayaran dana talangan tanah dari LMAN senilai Rp2 triliun.
Seperti diketahui, Waskita Karya mengantongi pendapatan Rp48,78 triliun pada 2018. Pencapaian itu naik 7,91% dari Rp45,21 triliun pada 2017.
Sementara itu, beban pokok pendapatan perseroan tercatat tumbuh 11,68% secara tahunan pada 2018. Jumlah yang dikeluarkan naik dari Rp35,74 triliun pada 2017 menjadi Rp39,92 triliun tahun lalu.
Dengan demikian, WSKT mengamankan laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk Rp3,96 triliun pada 2018. Realisasi itu tumbuh 2,09% dari Rp3,88 triliun pada 2017.
Sampai dengan Januari 2019, total nilai kontrak baru yang dikantongi Rp1,02 triliun. Total nilai yang dibidik tahun ini senilai Rp56 triliun. Pada 2018, WSKT merealisasikan kontrak baru Rp27,08 triliun. Dengan tambahan tersebut, total kontrak dikelola atau order book perseroan senilai Rp117,07 triliun.