Bisnis.com, JAKARTA – Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai saham milik PT Indosat Tbk. (ISAT) masih belum menarik untuk jangka pendek karena tidak mampu bertahan di level Rp3.000.
"Hal ini bisa jadi karena laporan keuangan masih merugi juga padahal banyak beredar kabar baik tentang saham ini [ISAT]," katanya kepada Bisnis, Minggu (10/3/2019) malam.
Oleh karena ekspektasi dan kenyataan berbanding terbalik maka investor banyak yang melakukan aksi jual (sell off).
William pun merekomendasikan hold untuk ISAT dengan target harga Rp3.500-Rp4.000 karena masih ada potensi penguatan dan sentimen dari laporan keuangan tampaknya hanya bertahan untuk sementara saja.
Sebelumnya, Indosat ikut membukukan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp2,40 triliun pada 2018 dari posisi laba pada tahun sebelumnya sebesar Rp1,13 triliun.
Tak hanya itu, ISAT juga mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 22,7% menjadi Rp23,13 triliun secara tahunan (year-on-year/yoy) pada 2018 dari posisi Rp29,92 triliun pada 2017.
Dalam investor memo tertanggal 6 Maret 2019, ISAT pun menjelaskan bahwa transformasi industri telekomunikasi berupa aturan registasi kartu SIM menjadi penekan utama di sepanjang tahun lalu.
"Hal ini terutama diakibatkan oleh adanya transformasi industri telekomunikasi melalui penerapan peraturan registrasi kartu perdana yang memicu persaingan ketat antaroperator pada semester I/2018 lalu, namun kami optimis tahun 2019 ini akan menjadi tahun yang jauh lebih baik, terbukti dari tren kinerja perusahaan yang positif pada semester II/2018," tulis Indosat, seperti dikutip pada Minggu (10/3/2019).