Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data Ekspor China Tambah Tekanan IHSG Siang Ini

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah menghampiri dasar level 6.400 pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Jumat (8/3/2019), di tengah pelemahan bursa saham di Asia.
Seorang pria melintasi layar elektronik pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (19/10/2018)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay
Seorang pria melintasi layar elektronik pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (19/10/2018)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah menghampiri dasar level 6.400 pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Jumat (8/3/2019), di tengah pelemahan bursa saham di Asia.

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan IHSG melemah 0,80% atau 51,62 poin ke level 6.406,34 pada akhir sesi I dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Rabu (6/3), IHSG berakhir di level 6.457,96 dengan kenaikan 0,26% atau 16,68 poin. Indeks mulai tergelincir dari penguatannya ketika dibuka turun 0,28% atau 18,11 poin di posisi 6.439,84 pagi tadi.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.403,68 – 6.442,20. Seluruh sembilan sektor menetap di zona merah, dipimpin sektor infrastruktur (-1,86%), aneka industri (-1,64%), dan industri dasar (-0,99%).

Sebanyak 132 saham menguat, 243 saham melemah, dan 253 saham stagnan dari 628 saham yang diperdagangkan.

Saham PT Transcoal Pacific Tbk. (TCPI) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang masing-masing turun 19,89% dan 1,28% menjadi penekan utama pelemahan IHSG siang ini.

Indeks saham lainnya di kawasan Asia juga melemah siang ini, di antaranya indeks FTSE Straits Times Singapura (-0,67%), indeks FTSE Malay KLCI (-0,24%), dan indeks PSEi Filipina (-0,44%).

Indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing merosot 1,83% dan 2,04%, indeks Kospi Korea Selatan melemah 1,23%, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China masing-masing anjlok 3,25% dan 3,08%, sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong melorot 1,53%.

Dilansir Reuters, bursa saham di Asia semakin tertekan setelah data ekspor dari China yang dirilis hari ini meningkatkan kekhawatiran pasar tentang perlambatan ekonomi global.

Ekspor China pada Februari anjlok 20,7% dari tahun sebelumnya, jauh di bawah proyeksi untuk penurunan sebesar 4,8% sekaligus menghapus lonjakan tal terduga yang mampu dibukukan pada Januari.

Menurut para analis, periode Tahun Baru Imlek pada Februari membuat sulit untuk mendapatkan indikasi yang sebenarnya dari data tersebut. Tetap saja, skala besarnya penurunan tersebut mengkhawatirkan.

Hal ini serta merta menambah tekanan pada pasar di Asia terutama, sehari setelah Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk kawasan tersebut pada 2019.

Selain mengumumkan penundaan kenaikan suku bunga, otoritas moneter kawasan Eropa tersebut juga mengumumkan putaran baru pinjaman bank dengan bunga rendah lebih awal dari yang diperkirakan, namun dengan syarat yang lebih ketat dibandingkan putaran sebelumnya.

“Ketika bank sentral memberi kejutan seperti ini, sejumlah investor bertanya-tanya apakah hal-hal itu jauh lebih buruk daripada yang mereka duga,” ujar Gavin Friend, pakar strategi pasar senior di NAB, seperti dikutip Reuters.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro