Bisnis.com, JAKARTA – Sektor teknologi dan perusahaan telekomunikasi membebani indeks Topix pada perdagangan Selasa (5/4/2019) karena investor khawatir terhadap investasi global setelah data menunjukkan pertumbuhan belanja konstruksi AS yang lemah.
Indeks Topix ditutup melemah 0,51% atau 8,36 poin ke level 1.619,23 setelah bergerak pada kisaran 1.612,78-1.621,79, sedangkan indeks Nikkei 225 ditutup melemah 0,44% atau 95,76 poin ke level 21.726,28.
Dikutip Bloomberg, Departemen Perdagangan AS melaporkan belanja konstruksi AS mencatat kenaikan tahunan terkecil sejak 2011 karena pembangunan rumah melambat di tengah biaya pinjaman yang lebih tinggi dan melimpahnya apartemen di beberapa daerah.
Indeks S&P 500 mencatat penurunan terbesar dalam satu bulan terakhir, juga didorong oleh imbal hasil obligasi Treasury bertenor 10 tahun yang bergerak pada kisaran 2,72%.
Pelaku pasar juga juga sedang menunggu detail lebih lanjut dari kemungkinan kesepakatan perdagangan antara AS dan China.
"Belanja konstruksi AS terbaru menunjukkan investasi dan aktivitas bisnis lemah, yang dapat kita lihat dari kenaikan obligasi Treasury," kata Toshihiko Matsuno dari SMBC Nikko Securities Inc, seperti dikutip Bloomberg.
“Pada negosiasi perdagangan AS-China, beberapa investor mengurangi posisi mereka sebelum mereka membuat kesepakatan," lanjutnya.
Meski melemah, indeks Topix masih mencatat penguatan sebesar 8,4% secara year-on-year (yoy) dan saat ini berada di jalur untuk kuartal pertama terbaik sejak 2015.
Di antara teknologi yang melemah saham Hitachi dan Tokyo Electro menjadi penekan setelah melemah masing-masing 2.2% dan 2.3%, sedangkan saham Fanuc Corp melemah 1.3%.
Sementara itu,saham SoftBank Group turun 1.8% dan menjadi penekan sektor telekomunikasi. Adapun saham NTT Docomo melemah 0.2%.