Bisnis.com, MANGUPURA - Coco Group, perusahaan jaringan ritel asal Bali telah merampungkan 95% persiapan untuk melakukan Initial Public Offering (IPO).
Coco diproyeksikan bakal melepas 30% sahamnya ke publik pada Juli atau Desember 2019.
Owner Coco Group I Nengah Natyanta mengatakan saat ini pihaknya tengah melakukan pembenahan secara internal agar benar-benar siap untuk melakukan menawarkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia.
“Kami ngebut berbagai persiapan, sejak tertunda tahun lalu, semoga pada Juli atau Desember tahun ini bisa terealisasi,” katanya, Senin (4/3/2019).
Menurut Natyanta, pelepasan saham tersebut diperkirakan bakal meraup dana sekitar Rp300 miliar–Rp400 miliar yang akan digunakan untuk pengembangan jaringan ritel di Pulau Bali.
Natyanta berencana menambah 10 gerai Coco supermarket. Masing-masing outlet memerlukan sekitar Rp30 miliar dengan lahan sewa jangka panjang hingga 30 tahun.
Kata dia, sejumlah tempat di wilayah Badung, Denpasar, Gianyar, Tabanan dan Klungkung telah dibidik termasuk perizinan supermarket yang masih memungkinkan di lokasi tersebut.
Ia yakin setelah melantai di bursa akan mengangkat brand jaringan ritel ini lebih baik dan bisa bertumbuh di atas pencapaian tahun lalu sekitar 30%.
Natyanta menyebut saat ini melirik dua penjamin emisi efek yakni MNC Sekuritas dan Mirae Asset Sekuritas yang kelak membantu menawarkan saham perusahaan kepada investor.
Untuk pengembangan usaha. Natyanta melakukan tiga inovasi yakni Coco retail online, Coco grosir online dan teknologi finansial (Cocopay).
Dia menjelaskan Coco grosir online saat ini telah meladeni sekitar 600 UMKM.
Selain pendistribusian barang, Coco juga memberikan edukasi penataan barang yang sangat penting untuk warung-warung kecil yang dilayani agar lebih menarik.
Kelompok bisnis ini telah memiliki sejumlah brand di antaranya Coco Supermarket, Coco Express, Coco Dewata, Coco Gourmet, Coco Roti, dan Coco Gift Shop.
Setelah sukses IPO dan menambah gerai, Coco Group pada 2020 akan melakukan ekspansi ke Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
“Ya, kami ada keinginan masuk pasar ritel dalam skala nasional yang potensi dan peluangnya masih sangat besar,” katanya.
Ia menyebut go public ini hanya untuk lini usaha jaringan ritel saja, tidak termasuk usaha lain dalam satu grup yakni Coco Bali Graha (restoran) dan Coco Bali Graha (Properti).