Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten keramik PT Arwana Citramulia Tbk. memasang target laba bersih sebesar Rp200,71 miliar pada 2019, tumbuh 28,15% dibandingkan capaian tahun lalu.
Perseroan juga membidik kenaikan marjin menjadi 9,4% dari semula 7,94% pada 2018.
Chief Financial Officer Arwana Citramulia Rudy Sujanto mengatakan perseroan agresif mengejar pertumbuhan laba bersih sebesar 28,15% pada tahun ini, lebih besar dari rata-rata pertumbuhan sebesar 25% sejak 2015.
Adapun volume penjualan ditargetkan mencapai 59,454 juta meter kubik atau bertumbuh 5,5% dari tahun lalu, yang sebesar 56,35 juta meter kubik. Raihan penjualan bersih dapat tumbuh 7,78% menjadi Rp2,12 triliun, dengan kenaikan harga jual rata-rata (Average Selling Price/ASP) dijaga di level 2%-3%.
Lebih lanjut, emiten dengan kode saham ARNA ini menargetkan dapat menekan Cost of Goods Sold (COGS) sebesar 0,68% menjadi Rp26.431 pada tahun ini, dari semula Rp26.611 pada 2018. COGS bisa lebih rendah seiring dengan konsumsi gas yang mendekati 1,65 kubik untuk 1 meter persegi keramik, dari level 1,71 kubik pada 2018.
"Pertumbuhan ini akan didominasi oleh produk yang lebih bagus pada 2019. Kami mencanangkan COGS akan turun sekitar Rp26.400 seiring konsumsi gas yang turun mendekati 1,65 kubik, sehingga akan ada efisiensi lebih lanjut," terangnya pada paparan publik, Jumat (1/3/2019).
Marjin yang meningkat juga didorong oleh strategi perseroan membuat mix product. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan kontribusi penjualan produk Digi Uno lebih besar pada tahun ini.
Produk Digi Uno merupakan produk keramik yang menggunakan teknologi digital printing. Produk ini memiliki pasar menengah ke atas dan memberikan marjin yang lebih besar.
Chief Operating Officer Arwana Citramulia Edy Suyanto menuturkan perseroan menargetkan produk Digi Uno dapat memberikan kontribusi 56% pada tahun ini, meningkat dari semula 51% pada 2018. Adapun 40% lainnya bakal dikontribusikan dari produk best buy dengan segmen pasar menengah ke bawah dan 4% lainnya dari produk reguler.
"Pada 2014, hampir 98%-99% [produk]untuk segmen menengah ke bawah. Pada 2018, Uno meningkat menjadi 38% dan Digi 13% untuk segmen menengah ke atas. Pada 2019, kami menargetkan Uno di 43% dan Digi 13%. Ini salah satu strategi melakukan mix produk," jelasnya.
Pada perdagangan Jumat (1/3), harga saham ARNA ditutup di level Rp482 per saham, turun 4 poin atau melemah 0,82%. Secara year-to-date (ytd), harga saham ARNA menguat 14,76%.
Baca Juga
Saham ini diperdagangkan di Price Earning Ratio (PER) 22,95 kali dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp3,54 triliun.