Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten produsen keramik PT Arwana Citramulia Tbk. membukukan penjualan bersih sebesar Rp1,97 triliun sepanjang 2018, tumbuh 13,76% dari capaian tahun sebelumnya yang senilai Rp1,73 triliun.
Dalam laporan keuangan per 31 Desember 2018 yang dipublikasikan di harian Bisnis Indonesia pada Kamis (7/2/2019), beban pokok penjualan emiten berkode ARNA itu tercatat Rp1,5 triliun atau meningkat 12,9% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,33 triliun.
Kendati demikian, perusahaan mampu membukukan laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp156,62 miliar pada 2018 atau naik 29,62% dibandingkan dengan 2017 yang sebesar Rp120,83 miliar.
Per 31 Desember 2018, ARNA memiliki aset sebesar Rp1,65 triliun, naik 3,22% dibandingkan dengan per 31 Desember 2017 yang sebesar Rp1,6 triliun. Adapun liabilitas dan ekuitas ARNA masing-masing senilai Rp556,31 miliar dan Rp1,1 triliun.
Berdasarkan catatan Bisnis, perusahaan tersebut menargetkan pertumbuhan penjualan antara 8%-10% pada 2019, didorong oleh penambahan kapasitas produksi di Ogan Komeng Ilir, Sumatra Selatan. Laba bersih juga diharapkan naik di atas 20% dari target tahun lalu atau menjadi sekitar Rp180 miliar.
Perseroan mengaku memanfaatkan peluang dari maraknya pembangunan rumah bersubsidi di seluruh Indonesia, yang sesuai dengan segmen pasar produk Arwana. Kinerja sepanjang tahun ini juga didukung dengan mulai membaiknya daya beli masyarakat.
“Kami juga merasakan mulai membaiknya daya beli masyarakat, seperti tren permintaan keramik pada semester II/2018,” tutur Direktur Operasional Arwana Citramulia Edy Suyanto, Rabu (2/1/2019).