Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

REKOMENDASI SAHAM : Saham Bumi Resources (BUMI) Mampu Melaju ke Rp450?

Emiten pertambangan batu bara Grup Bakrie PT Bumi Resources Tbk. membidik produksi batu bara perseroan dapat menyentuh 94 juta ton pada tahun ini, dari capaian tahun lalu yang sebesar 90 juta ton. Selain itu, perseroan membidik penjualan hingga 96 juta ton sepanjang 2019. Bagaimana efeknya terhadap kinerja saham perseroan tahun ini?
Presiden Direktur PT Bumi Resources Tbk  Saptari Hoedjaja (kanan), didampingi  Direktur Dileep Srivastava memberikan penjelasan mengenai kinerja perusahaan di Jakarta, Selasa (12/2/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Presiden Direktur PT Bumi Resources Tbk Saptari Hoedjaja (kanan), didampingi Direktur Dileep Srivastava memberikan penjelasan mengenai kinerja perusahaan di Jakarta, Selasa (12/2/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten pertambangan batu bara Grup Bakrie PT Bumi Resources Tbk. membidik produksi batu bara perseroan dapat menyentuh 94 juta ton pada tahun ini, dari capaian tahun lalu yang sebesar 90 juta ton. Selain itu, perseroan membidik penjualan hingga 96 juta ton sepanjang 2019. Bagaimana efeknya terhadap kinerja saham perseroan tahun ini?

Emiten dengan sandi BUMI tersebut terbilang agresif meski kondisi pasar batu bara global masih fluktuatif. Dengan proyeksi pasokan Australia ke pasar global yang tidak akan meningkat signifikan, BUMI berambisi mengambil pasar emas hitam produsen asal Negeri Kanguru.

Berdasarkan data Bloomberg, harga saham BUMI tercatat telah menguat 51,46% sepanjang tahun berjalan. Pada penutupan perdagangan Senin (25/2/2019), harga saham BUMI melemah 1,27% atau 2 poin ke level Rp156 per lembar. Harga BUMI sempat menyentuh titik terendahnya Rp102 pada Januari 2019 lalu.

Analis Samuel Sekuritas Todd Showalter menyampaikan pada tahun ini kinerja BUMI diharapkan dapat meningkat dengan produksi batu bara kalori tinggi dari Arutmin yang dipatok lebih tinggi dari tahun lalu. Katalis lain untuk kinerja BUMI yaitu potensi perpanjangan kontrak dari klien perseroan.

"Pada semester I/2019, izin KPC dan Arutmin akan dikonversi menjadi IUKP. Selain itu, kami berekspetasi harga batu bara pada tahun ini akan lebih stabil dibandingkan tahun lalu. Salah satu risiko investasi yaitu pelemahan ekonomi global yang bisa berdampak pada pembatasan impor batu bara dari China dan India," ungkap Todd.

Todd menyampaikan restriktirisasi dari pasar China membuat harga batu bara kalori tinggi dan rendah memiliki gap yang cukup besar. Pasalnya, produksi batu bara kalori rendah juga sedang meningkat, terutama yang berkalori 4.200 dari area-area eksplorasi di Kalimantan.

Dengan fenomena tersebut, harga batu bara diprediksi bertahan pada level rata-rata US$95 per ton pada tahun ini. Samuel Sekuritas merekomendasikan beli dengan target harga Rp250 pada tahun ini.

Analis Kresna Sekuritas Robertus Yanuar Hardy menyampaikan dampak dari restriksi impor oleh China akan berangsur memudar. Pada 10 bulan pertama 2018, impor batu bara China mencapai 225 juta ton, meningkat 11% dibandingkan periode sama tahun lalu.

"BUMI memliki rencana meningkatkan ekstraksi dari batu bara kalori tinggi dari area tambang Satui/Senakin milik Arutmin dan Bengalon milik KPC. Dengan ini, perseroan berpotensi memiliki ASP yang lebih tinggi," ungkap Robertus.

Oleh karena itu, perseroan diyakini akan membukukan kenaikan pendapatan dibandingkan tahun lalu. Kresna Sekuritas merekomendasikan beli saham BUMI dengan target harga sebesar Rp450.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper