Bisnis.com, JAKARTA — PT Siloam International Hospitals Tbk. mencatatkan penurunan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk kendati mencetak pendapatan tertinggi dalam 5 tahun terakhir.
Per Desember 2018, emiten berkode saham SILO tersebut mencatatkan pertumbuhan pendapatan 12,41% ke level Rp5,96 triliun dari posisi Rp5,3 triliun pada 2017. Namun, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 82,97% menjadi Rp16 miliar dari posisi Rp94 miliar pada tahun sebelumnya, terendah dalam 5 tahun terakhir.
Jumlah keuntungan tahun berjalan juga turun 75% menjadi Rp26 miliar secara year-on-year (yoy) dari sebelumnya Rp104 miliar. Pada saat bersamaan, EBITDA Siloam naik 7,36% menjadi Rp787 miliar yoy dari posisi Rp733 miliar pada 2017.
Di sisi liabilitas, terjadi kenaikan 7,4% dari Rp1,28 triliun menjadi Rp1,37 triliun.
Presiden Direktur Siloam International Hospitals Ketut Budi Wijaya menyampaikan strategi perseroan dengan menambah investasi pada personel rumah sakit yang diresmikan pada 2017 dan 2018 menyebabkan operational expenses (opex) menjadi lebih tinggi, yakni sebesar Rp1,63 triliun dibandingkan Rp1,35 triliun pada tahun sebelumnya.
“Meskipun kinerja keuangan dan operasional termasuk baik, indikator kinerja terbaik menurut kami adalah kepuasan pasien Siloam dan keluarga mereka,” tulisnya dalam laporan keuangan tahunan SILO yang dikutip Bisnis, Jumat (22/2/2019).
Baca Juga
Sepanjang 2018, perusahaan di bawah Grup Lippo tersebut telah menambah empat rumah sakit Siloam, yakni Siloam Silampari, Siloam Jember, Siloam Semarang, dan Siloam Palangkaraya.
Ketut menambahkan secara keseluruhan, perseroan telah membuka hampir satu lusin rumah sakit sejak 2017 dan diharapkan mulai berkontribusi pada pendapatan tahun ini.
Per akhir 2018, SILO memiliki 34 rumah sakit yang tersebar di Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi. Perseroan juga membuka 22 klinik, di mana 18 di antaranya terdaftar untuk melayani pasien BPJS.
Ke depannya, optimisme ekspansi SILO ditopang oleh harapan PDB Indonesia dapat tumbuh di atas 5% dan keterjagaan inflasi di level rendah.
“Kami akan terus mendirikan rumah sakit baru pada 2019 dan memainkan peran yang semakin penting dalam menyediakan layanan kesehatan berkualitas di seluruh Indonesia,” imbuh Ketut.
Di lantai bursa, saham SILO diperdagangkan turun 1,66% ke level Rp3.550, hari ini. Secara year-to-date (ytd), saham SILO melemah 1,11% dengan kapitalisasi pasar Rp5,77 triliun.