Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak kian menguat didukung oleh pengurangan pasokan OPEC dan sanksi Amerika Serikat terhadap Venezuela dan Iran. Namun, kondisi tersebut bisa saja berbalik lantaran ancaman perlambatan perekonomian global.
Para analis mengatakan, perlambatan ekonomi global dapat mencegah harga minyak melonjak melampaui level tertinggi 2019 yang terlihat pekan ini. "Melambatnya pertumbuhan ekonomi akan selalu mengarah pada pelemahan dalam konsumsi bahan bakar sehingga mengikis keuntungan bullish harga minyak," kata Benjamin Lu dari broker Phillip Futures di Singapura, dikutip dari Reuters, Kamis (21/2/2019).
OPEC dan beberapa negara pengekspor minyak lainnya yang dipimpin oleh Rusia telah sepakat untuk mengurangi produksi minyak sebesar 1,2 juta barel per hari.
Harga minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Maret, yang berakhir Rabu, menguat 0,83 poin ke level US$56,92 per barel di New York Mercantile Exchange, tertinggi sejak 12 November.
Adapun, minyak mentah patokan global, Brent, untuk konttrak April juga menguat 0,63 poin ke level US$67,08 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.