Bisnis.com, JAKARTA—PT Media Nusantara Citra Tbk. menargetkan pertumbuhan pendapatan tahun ini dapat mencapai antara 7% hinga 10%, ditopang oleh ekspektasi berlanjutnya pemulihan ekonomi.
David Fernando Audy, Direktur Utama Media Nusantara Citra, mengatakan bahwa target pertumbuhan pendapatan tersebut masih tergolong realistis dan bisa tercapai.
Target tersebut menurutnya bukan target yang terlalu tinggi, sebab pada periode 2009 – 2013, emiten dengan kode saham MNCN ini rata-rata selalu tumbuh di atas 10% per tahun.
Selain itu, laporan BPS yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi hingga kuartal III/2018 yang sebesar 5,17% pun memberikan optimisme, sebab nilai tersebut berada di atas perkiraan konsensus pasar.
“Artinya, pemerintah cukup baik dalam mempertahankan pertumbuhan ekonomi. Jika ekonomi membaik, biasanya belanja iklan juga akan tumbuh besar,” katanya, Kamis (14/2/2019).
David mengatakan, bila nilai tukar rupiah dan situasi politik bisa dijaga tetap stabil, dirinya meyakini perusahaan-perusahaan di sektor konsumsi FMCG akan lebih agresif untuk membelanjakan iklan dan tidak lagi menunda ekspansi.
Adapun, pada 2017 lalu, pendapatan perseroan mencapai Rp7,07 triliun, tumbuh 8,9% dibandingkan Rp6,50 triliujn pada 2016. Berdasarkan estimasi konsensus Bloomberg, pada akhir 2018 total pendapatan MNCN akan mencapai Rp7,28 triliun.
Hingga kuartal III/2018, MNCN membukukan pendapatan sebesar Rp5,53 triliun, atau hanya tumbuh 2,7% dibandingkan periode yang sama pada 2017 yang sebesar Rp5,38 triliun.
David mengatakan, untuk menopang peningkatan pendapatan, perseroan akan meluncurkan aplikasi streaming video dengan nama antara MNC Plus atau RCTI Mobile. Ini memiliki karakter yang berbeda dengan aplikasi streaming MNC Now yang sekarang sudah ada.
Dalam aplikasi tersebut, MNCN akan menghadirkan semua channel TV yang dimiliki perseroan. Pelanggan bisa mengakses semua konten video yang pernah disiarkan di televisi perseroan maupun content yang tidak disiarkan di televisi.
Aplikasi ini akan menggunakan model bisnis advertising video on demand (AVOD), yakni layanan video on demand yang menghasilkan pendapatan dari iklan. Pelanggan dapat mengaksesnya secara gratis. “Kita akan meluncurkan ini di bulan Maret,” katanya.
MNCN mencatat market share pada Januari 2019 lalu sudah mencapai 38%, sedangkan pangsa pasar iklan mencapai 42%- 45%. Pangsa pasar iklan yang lebih tinggi dibandingkan pangsa pasar pemirsa menunjukkan kualitas tim pemasaran perseroan yang unggul.