Bisnis.com, JAKARTA—Bursa Efek Indonesia menargetkan pada kuartal kedua tahun ini dapat mulai mengimplementasikan sistem penyederhanaan pembukaan rekening efek secara online.
Fithri Hadi, Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko Bursa Efek Indonesia, mengatakan bahwa penyederhanaan pembukaan rekening efek sudah diujicobakan tahun lalu, tetapi masih membutuhkan sejumlah penyempurnaan.
Menurutnya, kini OJK tengah mempersiapkan dratf regulasi yang mengatur tentang simplifikasi tersebut. BIla regulasi tersebut sudah final, bursa akan mendorong para sekuritas anggota bursa untuk melakukan penyesuaian.
Bursa kemungkinan akan mendukung hal tersebut melalui penyediaan cloud system, sehingga sekuritas yang tidak ingin melakukan investasi pada perangkat teknologi informasi, dapat menyewa pada infrastruktur yang disediakan bursa.
“Mudah-mudahan kuartal kedua tahun ini [bisa diimplementasikan] karena memang bottle neck kita selama ini adalah di proses pembukaan rekeningnya, karena trading-nya sudah online dan mobile semua sejak lama. Buka rekening masih butuh 14 hari kalau di daerah,” katanya, Kamis (24/1/2019).
Adapun, uji coba implementasi penyederhanaan pembukaan rekening efek dilakukan oleh Indo Premier Sekuritas melalui kerja sama dengan Bank Permata pada Oktober 2018 lalu. Proses pembukaan rekening efek secara digital ini. Waktunya hanya membutuhkan waktu 1 jam.
Moleonoto The, Direktur Utama Indo Premier Sekuritas, mengatakan bahwa proses yang sederhana akan memungkinan lebih banyak investor baru yang mendaftar.
Selama ini, Indo Premier mencatat rata-rata setiap hari ada 500 calon investor yang mendaftar di Indo Premier Sekuritas. Namun, karena proses yang berbelit dan panjang, hanya sekitar 100 – 150 calon investor yang akhirnya sampai pada pembukaan rekening efek.
Dirinya meyakini, bila prosesnya lebih sederhana dan bisa selesai dalam sehari, akan lebih banyak calon investor baru setiap hari yang berhasil membuka rekening efek.