Bisnis.com, JAKARTA - Investor lokal cukup ramai terlibat dalam berinvestasi di indeks IDX Small-Medium Cap (SMC) Liquid. Pasalnya, saham yang tergabung dalam indeks tersebut cenderung murah, berpotensi menghasilkan cuan dan ajang spekulasi investor.
Direktur PT Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan investor yang banyak berinvestasi pada saham yang tergabung dalam indeks IDX Small-Medium Cap (SMC) Liquid didominasi oleh investor lokal. Indeks IDX SMC Liquid cukup menarik sebab berpotensi memberikan high return, tetapi juga memiliki risiko yang tinggi.
"[Investor yang berminat adalah] Investor lokal perorangan atau bandar-bandar lokal juga banyak yang spekulasi di SMC," ungkapnya kepada Bisnis, Minggu (17/1/2019).
Rudyanto menambahkan, ada beberapa saham yang telah mencatatkan kenaikan hingga 20% dalam tempo 1-2 bulan. Sebagai contoh, HRUM, BNLI, INCO dan PTPP masing-masing mencatatkan kenaikan saham hingga 21,74%, 21,55%, 22,11% dan 21,63% dalam sebulan terakhir.
Menurutnya, rotasi saham akan terjadi dengan cepat untuk indeks IDX SMC Liquid. Dia pun memprakirakan dalam beberapa bulan kemudian, saham yang diminati bakal berganti sebab, tren mungkin berubah.
Saat dihubungi terpisah, Presiden Direktur Sucorinvest Asset Management Jemmy Paul mengungkapkan saham yang tergabung dalam indeks IDX SMC Liquid memiliki pergerakan yang lebih fluktuatif. Namun, karena saham yang tergabung dalam indeks ini cukup likuid, sehingga cukup gampung untuk melakukan trading dan juga memiliki harga yang cukup terjangkau dibandingkan bluechips.
Baca Juga
Di sisi lain, sambungnya, investor banyak menyukai saham SMC karena memiliki keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan bluchip, tetapi tetapi juga memiliki risiko yang lebih tinggi juga. "Pergerakannya lebih volatile. Lebih gampang untuk trading. Risiko lebih tinggi tetapi gain bisa lebih banyak," katanya.
Jemmy menambahkan, bila kondisi pasar bullish terus maka saham SMC berpotensi tetap diburu. Adapun saham SMC yang cukup menarik menurutnya, PT Adhi Karya Tbk. (ADHI), PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA), PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) dan PT PP Tbk. (PTPP).