Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emerging Market Menguat, IHSG Berakhir Tembus Level 6.400

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mempertahankan reboundnya bahkan berakhir menguat lebih dari 1% pada perdagangan hari ini, Selasa (15/1/2019).
Karyawan berkomunikasi di dekat monitor informasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (11/1/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Karyawan berkomunikasi di dekat monitor informasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (11/1/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mempertahankan reboundnya bahkan berakhir menguat lebih dari 1% pada perdagangan hari ini, Selasa (15/1/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan IHSG ditutup menguat 1,15% atau 72,67 poin di level 6.408,78, kenaikan terbesar sejak menguat 1,5% pada 19 Desember sekaligus menyentuh level penutupan tertinggi sejak Maret 2018.

IHSG bangkit kembali ke zona positif setelah berakhir terkoreksi 0,40% atau 25,35 poin di level 6.336,12 pada perdagangan Senin (14/1).

Indeks mulai rebound dengan dibuka naik 0,17% atau 10,98 poin di level 6.347,10 pagi tadi. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di kisaran 6.333,64 – 6.408,78.

Delapan dari sembilan sektor dalam IHSG berakhir di teritori positif, dipimpin sektor industri dasar (+2,43%) dan properti (+1,87%). Hanya sektor pertanian yang memilih menghentikan pergerakannya di zona merah dengan pelemahan 0,45%.

Berdasarkan data Bloomberg, dari 625 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak 234 saham menguat, 170 saham melemah, dan 221 saham stagnan.

Saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) dan PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) yang masing-masing naik 8,52% dan 2,57% menjadi pendorong utama terhadap penguatan IHSG.

Menurut Vice President Research Department William Surya Wijaya Indosurya Bersinar Sekuritas, penguatan IHSG hari ini ditunjang oleh fundamental perekonomian yang terjaga dengan baik serta kondisi nilai tukar yang relatif cukup stabil.

Nilai tukar rupiah juga rebound dari pelemahannya terhadap dolar AS. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini ditutup terapresiasi 35 poin atau 0,25% di level Rp14.090 per dolar AS.

Sementara itu, aksi beli bersih oleh investor asing berlanjut pada perdagangan hari ke-12 berturut-turut. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, investor asing membukukan net buy sebesar Rp1,9 triliun pada perdagangan hari ini.

Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 mempertahankan reboundnya dan berakhir menguat 1,26% atau 7,12 poin di level 573,07, setelah berakhir melemah 0,7% di posisi 565,95 pada perdagangan Senin (14/1).

Indeks saham lainnya di Asia juga menghijau pada perdagangan hari ini. Indeks FTSE KLCI Malaysia dan indeks FTSE Straits Times Singapura masing-masing ditutup naik 0,19% dan 1,22%.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 dan Topix masing-masing berakhir naik 0,96% dan 0,85%. Indeks Kospi Korea Selatan berakhir menguat 1,58%, sedangkan indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China masing-masing berakhir menguat 1,36% dan 1,96%.

Bursa emerging market pada umumnya menguat, terbantukan bursa saham China yang membukukan hari terbaiknya dalam satu setengah pekan akibat dorongan tanda-tanda stimulus lebih lanjut oleh pemerintah Tiongkok.

Pemerintah China mengisyaratkan akan melancarkan lebih banyak stimulus untuk menunjang ekonomi negara tersebut, sehari setelah rilis data perdagangan yang lebih lemah dari perkiraan.

Negara berkekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut berencana memangkas pajak, meningkatkan pengeluaran, serta menyediakan pembiayaan yang cukup untuk perusahaan-perusahaan swasta dan kecil.

Asisten menteri keuangan, Xu Hongcai, mengatakan skala pengurangan pajak untuk tahun ini akan menjadi sekitar 1,3 triliun yuan (US$ 190 miliar).

Menurut Lian Weiliang, wakil ketua Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional China, pemerintah berencana untuk memulai pembangunan proyek-proyek besar serta mendorong pemukiman migran pedesaan di kota-kota, memangkas birokrasi, mengurangi konsumsi energi, serta membuka lebih banyak area bisnis untuk investasi asing.

“Sepertinya ini adalah upaya terkoordinasi (antara AS dan China),” kata kepala strategi ekuitas global di Saxo Bank, Peter Garnry, menyoroti bagaimana sikap Federal Reserve juga telah mengurangi spekulasi tentang kenaikan suku bunga AS tahun ini.

“Untuk saat ini hal itu tampaknya berhasil," lanjutnya, seraya menambahkan bahwa rencana China untuk memangkas pajak menunjukkan bahwa para pembuat kebijakan mulai sadar akan permasalahannya.

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

(%)

CPIN

+8,52

UNVR

+2,57

TLKM

+2,08

BBCA

+1,15

HMSP

+1,58

Saham-saham penekan IHSG:                   

Kode

(%)

UNTR

-1,54

BBRI

-0,26

TPIA

-0,88

MIKA

-2,92

ABDA

-20,00

                                                                 

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper