Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Kamis (10/1/2019), menuju kenaikan hari kedua berturut-turut.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menguat 0,41% atau 25,91 poin ke level 6.298,15 pada akhir sesi I dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Rabu (9/1), IHSG mampu rebound dan berakhir dengan kenaikan 0,15% atau 9,39 poin di posisi 6.272,24.
IHSG mulai melanjutkan penguatannya setelah dibuka naik 0,35% atau 21,72 poin di posisi 6.293,96 pagi tadi. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.268,51 – 6.304,01.
Vice President Research Department Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menjelaskan perkembangan pola gerak IHSG masih menunjukkan peluang kuat untuk kembali menanjak.
Hal ini turut ditunjang oleh kuatnya fundamental perekonomian yang terlihat dari rilis data perekonomian terlansir serta kembalinya capital inflow yang diharapkan juga akan turut menopang kenaikan IHSG hingga beberapa waktu mendatang.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, investor asing membukukan aksi beli bersih atau net buy senilai sekitar Rp836,82 miliar pada perdagangan Rabu (9/1), reli net buy pada hari ke-8 berturut-turut.
"Dengan demikian, hari ini IHSG berpotensi menguat di level 6.123 - 6.421," tulisnya dalam risetnya.
Sementara itu, menurut tim riset Samuel Sekuritas Indonesia, IHSG berpotensi ditutup naik mengadopsi kenaikan pasar global, ekspektasi penundaan kenaikan suku bunga acuan Fed, dan menguatnya nilai tukar rupiah.
Nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau menguat 77 poin atau 0,55% ke level Rp14.048 per dolar AS pada pukul 11.35 WIB.
Penguatan nilai tukar rupiah di pasar spot berlanjut untuk hari kedua dengan dibuka menguat 77 poin atau 0,55% di level Rp14.048 per dolar AS. Pada perdagangan Rabu (9/1), rupiah rebound dan ditutup terapresiasi 23 poin atau 0,16% di posisi Rp14.125 per dolar AS.
Indeks saham lainnya di kawasan Asia cenderung bergerak variatif siang ini, di antaranya indeks FTSE Straits Times Singapura (+0,60%), indeks FTSE Malay KLCI (+0,53%), indeks SE Thailand (+0,17%), dan indeks PSEi Filipina (+0,39%).
Namun indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang masing-masing melemah 0,79% dan 1,16%. Indeks Kospi Korea Selatan turun tipis 0,08%, sedangkan indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China masing-masing naik 0,15% dan 0,37%.
Reli dalam aset berisiko berlanjut semalam setelah risalah rapat Federal Reserve AS (Fed minutes) pada Desember menunjukkan pandangan sejumlah pembuat kebijakan Fed bahwa mereka dapat menahan diri ihwal kenaikan suku bunga di masa mendatang. Beberapa bahkan terdengar tidak mendukung kenaikan suku bunga bank sentral itu pada Desember.
Sementara itu, Kementerian Perdagangan China pada Kamis mengatakan bahwa pembicaraan dengan Amerika Serikat pekan ini membantu membangun landasan untuk penyelesaian masalah masing-masing.
Di sisi lain, ada sedikit detail konkret tentang pertemuan di Beijing tersebut, sehingga tidak diharapkan menghasilkan kesepakatan untuk mengakhiri perang dagang.
“Risalah rapat The Fed yang terdengar dovish berikut perkembangan positif dari perundingan perdagangan AS-China kemungkinan akan menjaga reli risiko tetap berjalan meskipun beberapa pelaku pasar mungkin memilih untuk membukukan keuntungan dan menunggu petunjuk baru," kata ekonom ING dalam risetnya, seperti dilansir dari Reuters.