Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Progres Perang Dagang Kerek Mata Uang Lain, Dolar AS Terbebani

Pergerakan indeks dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan pagi ini, Rabu (9/1/2019), ketika harapan atas progres dalam konflik perdagangan AS dan China mendorong mata uang lain yang lebih berisiko dan terkait dengan komoditas.
Karyawan bank memperlihatkan uang pecahan Dolar AS dan Rupiah di Jakarta, Senin (7/1/2019)./ANTARA-Rivan Awal Lingga
Karyawan bank memperlihatkan uang pecahan Dolar AS dan Rupiah di Jakarta, Senin (7/1/2019)./ANTARA-Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan indeks dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan pagi ini, Rabu (9/1/2019), ketika harapan atas progres dalam konflik perdagangan AS dan China mendorong mata uang lain yang lebih berisiko dan terkait dengan komoditas.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia melemah 0,11% atau 0,107 poin ke level 95,796 pada pukul 10.35 WIB.

Indeks dolar kembali bergerak di zona merah dengan dibuka turun 0,095 poin atau 0,10% di level 95,808 pagi tadi. Pada perdagangan Selasa (8/1) mampu rebound dan berakhir menguat 0,25% atau 0,237 poin di posisi 95,903.

Dilansir Reuters, meningkatnya minat terhadap aset berisiko membantu mengangkat dolar Australia setelah sejumlah pejabat pemerintah AS mengatakan bahwa perundingan perdagangan antara China dan Amerika Serikat akan berlanjut untuk hari ketiga pada hari ini, meskipun tidak direncanakan sebelumnya.

Nilai tukar dolar Australia pun menguat 0,2% terhadap dolar AS menjadi US$0,7152, setelah menyentuh level tertinggi tiga pekan di level US$0,7172 pada awal perdagangan di tengah optimisme seputar diskusi China-AS.

Dolar Australia sering dipandang sebagai proksi untuk pertumbuhan China karena ekonomi negeri kangguru yang bergantung pada ekspor dan China menjadi tujuan terbesar negara itu untuk komoditasnya.

“Perlambatan besar dalam pertumbuhan Tiongkok dan pasar ekuitas AS yang mengikuti kelemahan pasar ekuitas di wilayah lain memberikan sedikit dorongan untuk perjanjian yang dinegosiasikan berlangsung dalam beberapa bulan ke depan,” kata Jason Wong, pakar strategi pasar senior di BNZ Markets di Wellington.

Penguatan dalam aset berisiko telah berakselerasi sejak Jumat pekan lalu (4/1), ketika Gubernur Federal Reserve Jerome Powell mengatakan menyadari risiko yang dihadapi ekonomi serta akan bersabar dan fleksibel dalam mengambil keputusan kebijakan tahun ini.

“Pasar mengurangi sebagian keresahan ekstrem mereka setelah Powell secara efektif melakukan pelonggaran, dengan kata-katanya,” kata Norihiro Fujito, kepala strategi investasi di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities.

Posisi indeks dolar AS                                                                        

9/1/2019

(Pk. 10.11 WIB)

95,818

(-0,09%)

8/1/2019

 

95,903

(+0,25%)

7/1/2019

 

          95,666        

(-0,53%)

4/1/2019

 

96,179

(-0,13%)

3/1/2019

 

96,305

(-0,53%

Sumber: Bloomberg

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper