Bisnis.com, JAKARTA - Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan pergerakan harga SUN pada awal perdagangan pasar sekunder hari ini, Rabu (9/1/2019) akan bergerak terbatas dengan kecenderungan melemah, tetapi berpotensi untuk mengalami rebound (kenaikan harga) pada pertengahan hingga penutupan perdagangan hari ini.
Dhian Karyantono, Analis Fixed Income Mirae Asset Sekuritas Indonesia, mengatakan bahwa sentimen negatif di awal perdagangan didorong oleh pernyataan cenderung hawkish oleh Raphael Bostic, salah satu anggota FOMC.
Bostic memperkirakan satu kali kenaikan suku bunga acuan The Fed (FFR) di tahun ini atau berbanding terbalik dengan ekspektasi pasar (tercermin dari probabilitas CME Fedwatch Tools) yang memprediksi tidak ada kenaikan FFR.
Pernyataan hawkish dari Bostic tersebut juga menjadi salah satu faktor mengapa rupiah mengakhiri tren penguatan terhadap dolar AS (yang pada akhirnya memicu pelemahan harga SUN di pasar sekunder) pada perdagangan terakhir.
Hal tersebut, mendorong indeks dolar AS menguat tipis ke level 95,90 poin (sebelumnya 95,83 poin) pada perdagangan terakhir.
"Meski demikian, harga SUN di pasar sekunder khususnya tenor pendek dan menengah pada pertengahan hingga akhir perdagangan hari ini berpotensi untuk mengalami rebound," katanya dalam riset harian, Rabu (9/1/2019).
Baca Juga
Proyeksi rebound harga SUN di pasar sekunder, seiring dengan proyeksi bahwa Trump, dalam kesempatan pidatonya pagi ini (9:00, WIB), akan tetep bersikukuh untuk mempertahankan target pembangunan tembok batas (border wall).
Hal ini pada akhirnya memperpanjang momen government shutdown sehingga berpotensi mendorong turunnya indeks dolar AS dan apresiasi rupiah terhadap dolar AS.
Selain itu, sentimen positif juga diperkirakan berasal dari diskusi antara AS dan Tiongkok guna mengakhiri perang dagang meski waktu pertemuan kedua negara diperpanjang hingga hari ini. Dhian merekomendasikan investor untuk wait and see dulu hari ini.
Berikut ini proyeksi rentang pergerakan harga dan imbal hasil seri-seri SUN yang likuid hari ini:
FR0063 (15 Mei 2023): 91,70 (7,92%) - 92,00 (7,83%)
FR0077 (15 Mei 2024): 100,90 (7,91%) - 101,40 (7,80%)
FR0064 (15 Mei 2028): 87,00 (8,14%) - 87,60 (8,03%)
FR0078 (15 Mei 2029): 101,90 (7,97%) - 102,40 (7,90%)
FR0065 (15 Mei 2033): 85,50 (8,38%) - 86,10 (8,30%)
FR0068 (15 Maret 2034): 100,65 (8,30%) - 101,30 (8,22%)
FR0075 (15 Mei 2038): 91,50 (8,39%) - 92,10 (8,33%)
FR0079 (15 April 2039): 100,30 (8,34%) - 100,90 (8,28%)
Rupiah diperkirakan bervariasi di kisaran Rp14.080 – 14.200
-REVIEW (08 January 2018)-
-PRICE OF INDONESIA GOVERNMENT BONDS-
FR0077: -29,00 bps to 101,30 (7,82%)
FR0078: -41,20 bps to 102,40 (7,90%)
FR0068: -58,60 bps to 101,19 (8,23%)
FR0079: -37,40 bps to 100,58 (8,31%)
-YIELD OF GLOBAL BONDS-
UST 2yr: +0,046 point to 2,59%
UST 5yr: +0,044 point to 2,58%
UST 10yr: +0,032 point to 2,73%
UST 30yr: +0,018 point to 3,01%
German Bund 10yr: +0,065 point to 0,28%
UK Gilt 10yr: +0,019 point to 1,27%
-CDS OF INDONESIA BONDS-
CDS 2yr: -2,15% to 57,91
CDS 5yr: -2,35% to 132,81
CDS10yr: -1,70% to 210,91
-CRUDE OIL PRICES -
WTI: +2,53% to $49,78 per barrel
BRENT: +2,37% to $58,72 per barrel