Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Jisdor Melemah ke Rp14.602, Rupiah Terseret Tekanan Aset Emerging Market

Kurs rupiah menyentuh posisi Rp14.602 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Rabu (26/12/2018).
Karyawan menata uang untuk pengisian ATM, di Cash Center PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), Jakarta, Kamis (20/12/2018)./JIBI-Abdullah Azzam
Karyawan menata uang untuk pengisian ATM, di Cash Center PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), Jakarta, Kamis (20/12/2018)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Kurs rupiah menyentuh posisi Rp14.602 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Rabu (26/12/2018).

Data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.602 per dolar AS, melemah 122 poin atau 0,84% dari posisi Rp14.480 pada Jumat (21/12).

Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau melemah 51 poin atau 0,35% ke level Rp14.604 per dolar AS pada pukul 09.03 WIB.

Nilai tukar rupiah sebelumnya dibuka terdepresiasi 0,32% atau 46 poin di level Rp14.599 per dolar AS, setelah pada perdagangan Jumat (21/12) ditutup melemah 80 poin atau 0,55% di level Rp14.553 per dolar AS.

Sepanjang perdagangan pagi ini, rupiah bergerak di kisaran Rp14.599-Rp14.609 per dolar AS.

Di sisi lain, pergerakan indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang melacak kekuatan mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, pagi ini terpantau berbalik turun 0,007 poin atau 0,01% ke level 96,574 pada pukul 10.09 WIB.

Pergerakan indeks dolar AS sebelumnya dibuka cenderung flat di level 96,584, setelah pada perdagangan Selasa (25/12) berakhir naik tipis 0,03% atau 0,028 poin di posisi 96,581.

Dilansir dari Bloomberg, nilai tukar rupiah melemah ketika aktivitas perdagangan ekuitas lokal dibuka kembali pascalibur Natal, di tengah aksi jual saham global yang mengurangi permintaan untuk aset-aset pasar negara berkembang (emerging market).

“Tekanan akan bertahan pada aset-aset emerging market pada 2019, termasuk Indonesia,” jelas sejumlah ekonom Moody’s Analytics, termasuk Katrina Ell, dalam risetnya, seperti dikutip Bloomberg.

Menurut Moody’s Analytics, Bank Indonesia (BI) telah menjadi salah satu bank sentral yang paling agresif dan tak dapat diprediksi di Asia tahun ini, seiring dengan upayanya untuk membendung pelemahan nilai tukar rupiah.

Dalam pertemuan Kamis (20/12), Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (7DRRR) tetap sebesar 6%, setelah menaikkan suku bunga acuannya sebanyak enam kali sejak Mei.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Nanang Hendarsah mengatakan, BI akan melanjutkan intervensinya di pasar mata uang spot dan dalam pasar obligasi.

Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor/Rupiah)

26 Desember

14.602

21 Desember

14.480

20 Desember

14.499

19 Desember

14.380

18 Desember

14.523

Sumber: Bank Indonesia

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper