Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Shutdown Pemerintah AS Bikin Bursa Asia Sempoyongan, IHSG Terus Terkoreksi

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus terkoreksi di zona merah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Rabu (26/12/2018).
Karyawan melintas di dekat monitor Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/10/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Karyawan melintas di dekat monitor Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/10/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus terkoreksi di zona merah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Rabu (26/12/2018).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG turun 0,53% atau 32,92 poin ke level 6.130,68 pada akhir sesi I, setelah dibuka terkoreksi 0,60% atau 36,94 poin di posisi 6.126,65.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.094,41 – 6.144,60. Pergerakan IHSG tergelincir ke zona merah setelah mampu rebound dan berakhir dengan kenaikan 0,26% atau 15,72 poin di posisi 6.163,60 pada perdagangan terakhir sebelum libur Natal, Jumat (21/12).

Seluruh sembilan sektor bergerak di zona merah, dipimpin sektor aneka industri (-2,28%), pertanian (-1,76%), dan properti (-1,11%).

Sebanyak 128 saham menguat, 266 saham melemah, dan 227 saham stagnan dari 621 saham yang diperdagangkan.

Saham PT Astra International Tbk. (ASII) dan PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) yang masing-masing turun 2,97% dan 1,02% menjadi penekan utama terhadap pergerakan IHSG pada akhir sesi I.

Mayoritas indeks saham lainnya di kawasan Asia juga melemah siang ini, di antaranya indeks FTSE Straits Times Singapura (-1,35%), indeks FTSE Malay KLCI (-1,18%), indeks SE Thailand (-0,19%), dan indeks PSEi Filipina (-0,47%).

Sementara itu, indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,33%, indeks Kospi Korea Selatan melorot 1,89%, sedangkan indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China masing-masing turun 0,02% dan 0,16%.

Secara keseluruhan, bursa saham Asia bergerak sempoyongan sepanjang perdagangan hari ini, menyusul kemerosotan yang dialami bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) pada malam Natal akibat serangkaian perkembangan politik AS yang meresahkan, termasuk penutupan layanan pemerintah federal (government shutdown)

Bursa saham AS telah merosot dalam beberapa pekan terakhir di tengah kekhawatiran seputar pertumbuhan ekonomi yang lebih lesu. Presiden AS Donald Trump telah menuding bank sentral AS Federal Reserve sebagai penyebab atas pergolakan ekonomi serta mengkritik Gubernur The Fed Jerome Powell terkait hal ini.

Kabar tersebut semakin meresahkan investor setelah bergulat dengan kekhawatiran akan melambatnya pertumbuhan global, kinerja keuangan perusahaan, dan ketegangan perdagangan AS-China.

Sementara itu, government shutdown kembali terjadi setelah Partai Demokrat di Senat AS tidak meloloskan keinginan Presiden AS Donald Trump terkait dana pembangunan tembok perbatasan dengan Meksiko. Trump mengajukan anggaran sebesar US$5 miliar, sedangkan Partai Demokrat hanya mau menyetujui US$1,3 miliar.

Layanan pemerintah AS sebagian ditutup pada hari Sabtu (22/12), dan belum ada tanda-tanda upaya nyata untuk membuka kembali badan-badan pemerintahan yang ditutup karena kebuntuan politik ini.

Pada Selasa (25/12), Trump mengatakan penutupan sebagian layanan pemerintah federal akan berlangsung sampai permintaannya untuk dana pembangunan tembok di perbatasan AS-Meksiko terpenuhi.

"Selain kekhawatiran terhadap ekonomi AS, pasar sekarang harus bergulat dengan gejolak yang tumbuh di Gedung Putih yang telah meningkatkan risiko politik menjelang akhir tahun," kata Masahiro Ichikawa, pakar strategi senior di Sumitomo Mitsui Asset Management, seperti dilansir dari Reuters.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro