Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Terseret Kenaikan Suku Bunga The Fed

Bursa saham Asia melemah pada perdagangan pagi ini, Kamis (20/12/2018), setelah Federal Reserve Amerika Serikat (AS) menaikkan suku bunga acuannya

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia melemah pada perdagangan pagi ini, Kamis (20/12/2018), setelah Federal Reserve Amerika Serikat (AS) menaikkan suku bunga acuannya dalam pertemuan kebijakan moneter terakhir tahun ini.

Meski kenaikan tersebut telah banyak diantisipasi, The Fed juga mempertahankan sebagian arah kenaikan suku bunga lebih lanjut pada tahun depan sehingga mengempaskan harapan investor untuk prospek kebijakan yang lebih dovish.

Indeks MSCI Asia Pacific selain Jepang turun 0,34%, dengan bursa saham Australia melemah 0,65% ke level terendahnya dalam dua tahun dan indeks Nikkei Jepang meluncur 0,8% ke level terendah dalam sembilan bulan.

Seperti yang telah diperkirakan, The Fed mengerek suku bunga acuannya (Fed Funds Rate/FFR) sebesar 25 basis poin (bps) ke kisaran 2,25%-2,50% dalam pertemuan kebijakan moneter yang berakhir Rabu (19/12). Ini adalah langkah penaikan keempat kalinya sepanjang 2018.

Sementara itu, proyeksi terbaru yang dirilis pada hari yang sama menunjukkan para pembuat kebijakan memperkirakan dua kali penaikan suku bunga pada 2019 dan satu kali penaikan pada 2020.

Ini berbeda dengan proyeksi sebelumnya pada September yang mengindikasikan tiga penaikan suku bunga tahun depan dan satu kali penaikan pada tahun berikutnya.

Namun sedikit perubahan tersebut tidak cukup untuk meredakan kekhawatiran pasar atas perlambatan ekonomi AS lebih lanjut akibat ketegangan perdagangan, memudarnya dorongan dari pemotongan pajak, dan kondisi pengetatan moneter bagi perusahaan.

Pergerakan tiga indeks saham utama di bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) pun berakhir merosot pada perdagangan Rabu (19/12), pascarilis putusan The Fed.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melorot 1,49% atau 351,98 poin di level 23.323,66, indeks S&P 500 merosot 1,54% atau 39,2 poin di 2.506,96, sedangkan indeks Nasdaq Composite berakhir anjlok 2,17% atau 147,08 poin di level 6.636,83.

“Saya pikir The Fed mungkin meremehkan faktor-faktor lain yang berperan,” kata Bob Baur, kepala ekonom global di Principal Global Investors di Des Moines, Iowa, Amerika Serikat.

“Perdagangan telah menjadi berita utama, tetapi saya pikir pengetatan kebijakan moneter secara bertahap telah menjadi kekuatan pendorong di balik volatilitas pasar baru-baru ini,” lanjutnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro