Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PROYEKSI 2019: Penghimpunan Dana di Pasar Modal Meningkat 12%

Penghimpunan dana di pasar modal oleh korporasi pada tahun depan diprediksi tumbuh moderat atau meningkat sekitar 10% hingga 12% seiring dengan meredanya tekanan dari eksternal dan internal.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso (tengah) bersama Wakil Ketua Nurhaida (kiri) dan Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan merangkap Anggota Dewan Komisioner OJK Heru Kristiyana menyampaikan paparan saat konferensi pers tutup tahun OJK, di Jakarta, Rabu (19/12/2018)./JIBI-Abdullah Azzam
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso (tengah) bersama Wakil Ketua Nurhaida (kiri) dan Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan merangkap Anggota Dewan Komisioner OJK Heru Kristiyana menyampaikan paparan saat konferensi pers tutup tahun OJK, di Jakarta, Rabu (19/12/2018)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA— Penghimpunan dana di pasar modal oleh korporasi pada tahun depan diprediksi tumbuh moderat atau meningkat sekitar 10% hingga 12% seiring dengan meredanya tekanan dari eksternal dan internal.

Berdasarkan data OJK per 17 Desember 2018, total fundraising di pasar modal yang terdiri dari penerbitan surat utang korporasi, penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO), serta rights issue senilai Rp162,3 triliun.

Padahal, tahun ini otoritas memproyeksikan total fundraising minimal mencapai Rp250 triliun atau setara dengan capaian tahun lalu senilai Rp254,51 triliun. Tahun lalu, pertumbuhan fundraising di pasar modal melesat hingga 30,27%.

Adapun, berdasarkan data BEI yang diolah Bisnis, hingga saat ini pipeline IPO yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sedikitnya Rp463,94 miliar. Sementara itu,pipeline obligasi yang masih ada di daftar tunggu bursa senilai Rp5,6 triliun. Secara total, pipeline penghimpunan dana di pasar modal mencapai Rp6,06 triliun.

Artinya, bila seluruh pipeline terealisasi, pencapaian nilai fundraising di pasar modal pada tahun ini berpotensi mencapai Rp168,09 triliun atau lebih rendah dibandingkan dengan proyeksi awal yang senilai Rp250 triliun. Dengan target pertumbuhan 10% hingga 12% pada tahun depan, total fundraising yang bisa diperoleh mencapai Rp184,89 triliun hingga Rp188,26 triliun.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, naiknya yield obligasi pada tahun ini menjadi penghambat korporasi untuk menerbitkan surat utang. Padahal, selama ini nilai emisi obligasi menjadi kontributor utama fundraising di pasar modal.

Sementara itu, kendati jumlah perusahaan yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai angka tertinggi yakni 59 emiten secara year-to-date, tetapi mayoritas nilai emisi yang diperoleh terbilang kecil.

"Ini membuat banyak korporasi wait and see, terutama untuk menerbitkan obligasi. Inilah yang menyebabkan proyeksi kami di atas Rp250 triliun meleset dan hanya pada kisaran Rp162 triliun," katanya di Jakarta, Rabu (19/12).

Dia menambahkan, tantangan pasar modal pada tahun ini memang cukup berat. Di antaranya adalah naiknya suku bunga oleh bank sentral AS yang diikuti oleh Bank Indonesia serta sentimen negatif dari perang dagang antara AS dan China.

Namun, dalam 3 bulan terakhir, kondisi mulai membaik. Hal itu dibuktikan dengan adanya net buy investor yang mencapai Rp6,2 triliun per 14 Desember, menurunnya koreksi indeks harga saham gabungan (IHSG) menjadi 4,3% secara ytd, dan turunnya rata-rata yield surat berharga negara (SBN).

"Meskipun ada volatilitas,tetapi kita masih bisa menjaga kepercayaan pelaku pasar dengan baik. Volatilitas yang ada di pasar modal masih terukur," imbuhnya.

Tahun depan, Wimboh memprediksi tekanan terhadap pasar modal akan lebih ringan. Hal ini sejalan dengan antisipasi yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dan negara lain di emerging marketmengenai dampak normalisasi kebijakan di AS.

Selain itu, turunnya ketegangan perang dagang juga akan berdampak positif. Terlebih mayoritas negara emerging markettelah meminta kepada AS dan China untuk menghentikan ketegangan ini.

//CENDERUNG MODERAT//

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen menambahkan, kondisi pada tahun depan secara umum tidak berbeda jauh dengan tahun ini sehingga proyeksi fundraising di pasar modal tidak akan mengalami perbedaan yang signifikan.

Selain memperkirakan pertumbuhan fundraising sebesar 10%-12%, otoritas juga memprediksi transaksi harian pada tahun depan naik minimal sebesar 12%. Tahun ini, rata-rata nilai transaksi harian telah naik sebesar 11% yakni dari Rp7,6 triliun menjadi Rp8,45 triliun.

"Kami proyeksikan industri [fundraising] tumbuh 10%-12% dan untuk transaksi harian akan bisa di atas 12%. Terutama setelah implementasi T+2 yang akan meningkatkan likuiditas Anggota Bursa," jelasnya.

Hoesen memaparkan, pada tahun lalu fundraising di pasar modal memang sangat tinggi, termasuk dari penerbitan rights issue. Kata dia, tingginya rights issue itu disebabkan karena penerbitan yang dilakukan oleh salah satu perusahaan tercatat yakni mencapai Rp40 triliun.

Secara total, OJK mencatat pada 2017 rights issue mencapai Rp88 triliun. Adapun, pada saat ini secara ytd baru mencapai Rp35 triliun. "Sebenarnya dengan kondisi pasar yang fluktuatif capaian pada tahun ini terbilang masih bagus," kilahnya.

Kondisi serupa juga akan terjadi pada tahun depan, termasuk penerbitan obligasi korporasi. Sejalan dengan kenaikan suku bunga dan yield, mayoritas korporasi hanya menerbitkan obligasi bertenor tiga tahun.

Kondisi ini berbeda dibandingkan dengan 2017 di mana rata-rata tenor adalah 5 tahun dan 7 tahun. "Harapannya tentu tahun depan akan lebih baik. Namun, kalau soal obligasi ada pengaruh yield. Jadi korporasi butuh dana dan berhubung yieldtinggi maka penerbitan hanya durasi 3 tahun."

 
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper