Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Spekulasi Sikap Dovish The Fed Topang Bursa Asia

Bursa saham Asia bergerak hati-hati pada perdagangan pagi ini, Rabu (19/12/2018), ketika penurunan yang luar biasa tajam dalam harga minyak mendorong spekulasi akhir siklus pengetatan oleh Federal Reserve AS setelah pertemuan pekan ini.
bursa asia
bursa asia

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia bergerak hati-hati pada perdagangan pagi ini, Rabu (19/12/2018), ketika penurunan yang luar biasa tajam dalam harga minyak mendorong spekulasi akhir siklus pengetatan oleh Federal Reserve AS setelah pertemuan pekan ini.

Indeks MSCI Asia Pacific selain Jepang naik 0,2%, sedangkan indeks Nikkei Jepang turun 0,1% dan E-Mini futures untuk S&P 500 beringsut naik 0,17%.

Minyak menjadi sorotan pasar setelah sentimen pasokan yang berlimpah menekan harga minyak mentah AS tenggelam sekitar 8% semalam, sementara minyak Brent terjerembab hampir 6%. Harga minyak mentah AS terakhir dikabarkan menyentuh level US$46,30 per barel setelah mencapai titik terendahnya sejak Agustus 2017.

Kemerosotan minyak Brent sebesar 35% sejak Oktober pun membawa denyut disinflasi ke seluruh dunia ketika perdagangan dan aktivitas ekonomi sudah melesu.

Ini menambah tekanan pada The Fed untuk melepaskan komitmennya atas lebih banyak penaikan suku bunga.

Pada Selasa (18/12) Presiden AS Donald Trump kembali memperingatkan bank sentral AS tersebut untuk tidak "membuat kesalahan lagi". Sementara itu, Wall Street Journal menuliskan sebuah editorial yang menyerukan jeda pengetatan.

Sejauh ini, pasar tetap berspekulasi dengan kemungkinan sekitar 67% untuk kenaikan suku bunga pada pertemuan kebijakan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), yang telah dimulai pada Selasa (18/12) dan akan berakhir Rabu (19/12) waktu setempat.

“Terlepas dari volatilitas pasar baru-baru ini, kami pikir masih akan lebih mungkin bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga,” kata ekonom senior ANZ, Tom Kenny, seperti diberitakan Reuters.

“Tapi kami sedikit condong ke arah The Fed akan menghapus referensi kebutuhan untuk “kenaikan lebih lanjut secara bertahap”.”

Kenny juga memperkirakan proyeksi median Fed, atau dot plot, akan turun menjadi dua kenaikan suku bunga pada tahun depan, dari proyeksi pada September sebanyak tiga kenaikan. Adapun pasar memperhitungkan kurang dari satu kali kenaikan pada 2019.

Wacana sikap dovish The Fed ini membantu bursa Wall Street AS bangkit dari kemerosotannya pada perdagangan Selasa (18/12), dengan indeks Dow Jones berakhir naik 0,35%, indeks S&P 500 naik tipis 0,01%, dan Nasdaq naik 0,45%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper