Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Baru Listing, Saham DIVA Melonjak 13,56%

Saham emiten digital PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk. yang baru dicatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (27/11/2018) langsung mengalami 13,56% dari harga pelaksanaan IPO.
Pengunjung mengamati papan monitor yang menunjukkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa efek Indonesia, Jakarta, Rabu (11/7/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Pengunjung mengamati papan monitor yang menunjukkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa efek Indonesia, Jakarta, Rabu (11/7/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA--Saham emiten digital PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk. yang baru dicatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (27/11/2018) langsung mengalami 13,56% dari harga pelaksanaan IPO (initial public offering).

Saham emiten yang mendapat kode saham DIVA ini dicatatkan di BEI dengan harga perdana Rp2.950 per saham. Perseroan merupakan emiten baru ke-54 pada tahun ini dan emiten ke-614 di BEI.

Distribusi Voucher Nusantara melaksanakan IPO dengan harga mendekati batas bawah yaitu Rp2.950 per saham. Dengan melepas 400 juta saham, entitas anak Grup Kresna ini akan mengantongi dana sebesar Rp632 miliar.

Dana tersebut akan digunakan perseroan untuk ekspansi, belanja modal, dan pengembangan sumber daya manusia.

Segera setelah dibuka hari ini, saham perseroan langsung melonjak ke harga Rp3.350, meningkat 400 poin atau 13,56% dari harga perdana.

Selama penawaran awal, perseroan mengantongi kelebihan permintaan sebesar 5,6 kali lebih tinggi dari jumlah saham yang dilepas. Saat dibuka, saham perseroan ditransaksikan 64 kali dengan nilai Rp4,32 miliar.

Direktur Utama Distribusi Voucher Nusantara Raymond Loho menyampaikan perseroan memiliki visi kuat untuk menjadi perusahaan teknologi yang dapat tumbuh pesat. Setelah IPO, perseroan akan memperkuat infrastruktur dan memperluas jaringan bisnis.

"Visi kami sejalan dengan program pemerintah untuk digitalisasi 8 juta UMKM. Untuk itu, kami membangun infrastruktur dan teknologi inovatif untuk industri seperti finansial dan pariwisata," ungkap Raymond di Jakarta, Selaaa (27/11/2018).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper