Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asia Terbebani Pasar Saham China, IHSG Tahan Banting

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil kembali menguat sekaligus menembus level 6.000 pada perdagangan hari ini, Jumat (23/11/2018).
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas Indonesia, Jakarta, Jumat (9/11/2018)./JIBI-Abdullah Azzam
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas Indonesia, Jakarta, Jumat (9/11/2018)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil kembali menguat sekaligus menembus level 6.000 pada perdagangan hari ini, Jumat (23/11/2018).

IHSG ditutup menguat 0,26% atau 15,39 poin di level 6.006,20, setelah mampu rebound dan berakhir menanjak 0,72% atau 42,76 poin di posisi 5.990,81 pada perdagangan Kamis (22/11).

Padahal, pergerakan IHSG sempat terpeleset ke zona merah meskipun dibuka dengan kenaikan 0,12% atau 7,22 poin di level 5.998,03 pagi tadi. IHSG terpantau tertekan di zona merah hingga menjelang penutupan perdagangan sebelum berhasil kembali merebut momentumnya.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak fluktuatif di level 5.971,99 – 6.017,46.

William Surya Wijaya, Vice President Research Department Indosurya Bersinar Sekuritas menjelaskan pergerakan IHSG pada akhir pekan menunjukkan pola konsolidasi yang sedang berusaha digeser ke arah yang lebih baik.

Menurutnya, penopang IHSG adalah fundamental perekonomian yang masih cukup kuat terjaga terlihat dari rilis data perekonomian terlansir.

Di samping itu, rilis kinerja emiten pada kuartal ketiga yang sebagian besar sudah terlansir dalam kondisi rata-rata cukup bagus.

Dari 616 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak 186 saham menguat, 202 saham melemah, dan 228 saham stagnan.

Lima dari sembilan sektor menetap di teritori positif, dipimpin industri dasar (+1,62%) dan pertanian (+1,60%). Adapun sektor properti (-0,61%) dan finansial (-0,57%) memimpin koreksi di antara empat sektor lainnya sekaligus membatasi penguatan IHSG hari ini.

Saham PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) dan PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) yang masing-masing naik 2,33% dan 2,49% menjadi pendorong utama terhadap penguatan IHSG hari ini.

Bersama IHSG, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berakhir menguat 36 poin atau 0,25% di level Rp14.544 per dolar AS, setelah rebound dan ditutup terapresiasi 23 poin atau 0,16% di posisi 14.580 per dolar AS pada Kamis (22/11).

Sementara itu, indeks Bisnis 27 ditutup menguat 0,25% atau 1,36 poin di level 541,45, setelah mampu rebound dan berakhir mananjak 1,14% atau 6,11 poin di level 540,09 pada Kamis (22/11).

Indeks saham lainnya di Asia terpantau bergerak variatif sore ini, di antaranya indeks PSEi Filipina (+0,99%), indeks FTSE KLCI Malaysia (+0,02%), indeks FTSE Straits Times Singapura (+0,37%), dan indeks SE Thailand (+1,09%).

Indeks Kospi Korea Selatan ditutup melemah 0,60%, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China anjlok lebih dari 2% masing-masing, sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong berakhir turun 0,35%.

Secara keseluruhan, penurunan tajam di pasar saham China berdampak pada pasar ekuitas Asia saat berlanjutnya tensi perang dagang dan lesunya kinerja keuangan korporasi di Eropa menambah kekhawatiran mengenai pertumbuhan global.

Dengan tiadanya perdagangan di bursa Amerika Serikat (AS) semalam karena libur Thanksgiving juga di bursa Jepang pada hari ini, aktivitas perdagangan relatif sepi sampai aksi jual di China membebani investor saham di kawasan ini.

Pasar China telah terperosok dalam kemerosotan karena perang dagang negara itu dengan Amerika Serikat (AS) telah memperburuk kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan.

Tak banyak analis memperkirakan perbaikan yang berkelanjutan untuk bursa saham China bahkan jika para pemimpin AS dan China membuat progres dalam memperbaiki hubungan pada pertemuan G-20 di Argentina akhir bulan ini.

Pada tahap ini, beberapa ekonom meragukan pembicaraan G-20 akan membawa kemajuan. Prakash Sakpal dari ING di Singapura mengatakan belum ada perkembangan yang menjanjikan sejak perang dagang antara dua ekonomi terkuat tersebut dimulai.

“Ada banyak retorika yang mendorong hal-hal jauh dari segala konsensus solid bahwa kedua negara bisa sepakat,” ujar Sakpal, seperti dikutip Reuters.

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

(%)

HMSP

+2,33

UNVR

+2,49

INKP

+10,14

CPIN

+3,32

RMBA

+15,53

Saham-saham penekan IHSG:

Kode

(%)

BBRI

-1,97

SMMA

-4,04

SMGR

-2,95

ASII

-0,59

PWON

-4,00

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper