Bisnis.com, JAKARTA— PT Wijaya Karya Beton Tbk. membidik pertumbuhan kontrak baru 20% dari realisasi 2018 sejalan dengan target yang dipasang Asosiasi Perusahaan Pracetak dan Prategang Indonesia.
Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Beton Yuherni Sisdwi mengatakan perseroan membidik pertumbuhan kontrak baru yang lebih besar pada 2019. Menurutnya, kenaikan yang dibidik mencapai 20% dari realisasi 2018.
Pada 2018, emiten berkode saham WTON itu menargetkan kontrak baru Rp7,56 triliun. Sampai dengan Agustus 2018, jumlah yang dikantongi tercatat senilai Rp4,5 triliun.
Tahun lalu, realisasi kontrak baru anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. tersebut senilai Rp7,1 triliun. Pencapaian itu melewati target yang dipasang Rp6,3 triliun pada 2017.
Yuherni menjelaskan bahwa telah mempersiapkan kapasitas produksi perseroan sejak awal tahun untuk mencapai target. Untuk tahun depan, WTON akan menyusun secara detail rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) 2019 pada Oktober 2018—Desember 2018.
Dalam RKAP tersebut, sambungnya, akan ditentukan lebih lanjut aksi korporasi yang akan dieksekusi. Hal itu juga termasuk berapa nilai investasi yang akan ditanamkan, kapasitas yang disiapkan, serta rencana perseroan lainnya.
Baca Juga
Dia menambahkan target yang dipasang Asosiasi Perusahaan Pracetak dan Prategang Indonesia (AP3I) juga mengacu data dari seluruh anggota yang dikumpulkan, termasuk WTON.
“Data dari seluruh anggota dikumpulkan sehingga mudah menghitung ataupun mengetahui segala sesuatu yang terkait dengan industri di asosiasi ini."
Diberitakan Bisnis.com sebelumnya, WTON memiliki kapasitas produksi 3,4 juta ton sampai dengan Juni 2018. Jumlah itu termasuk Pabrik Produk Beton (PPB) Sulawesi Selatan yang segera berproduksi untuk memenuhi proyek jalan tol AP Pettarani.
Untuk ekspansi di PBB, WTON akan menambah jalur produksi baru. Angka investasi yang dikucurkan berkisar Rp35 miliar.
Sampai dengan akhir 2018, perseroan tidak menutup kemungkinan akan menambah kapasitas produksi hingga mencapai 3,6 juta ton. Dari total alokasi belanja modal Rp677 miliar, alokasi untuk penambahan kapasitas senilai Rp234 miliar.