Bisnis.com, JAKARTA— Emiten alat berat PT Hexindo Adiperkasa Tbk. optimistis menembus proyeksi kinerja keuangan yang dipasang pada periode fiskal 2018 sejalan dengan realisasi penjualan perseroan.
Berdasarkan data ringkasan kinerja keuangan, yang disampaikan dalam paparan publik, Selasa (18/9), Hexindo Adiperkasa memproyeksikan dapat mengantongi pendapatan US$465,91 juta pada 2018. Jumlah tersebut naik dari realisasi US$343,22 juta pada tahun sebelumnya.
Dengan demikian, perseroan memproyeksikan laba bersih yang dikantongi US$26,87 juta pada periode tahun fiskal 2018. Pencapaian itu naik dari realisasi US$22,54 juta pada 2017.
Sementara itu, sampai dengan Juli 2018, HEXA merealisasikan penjualan sebanyak 701 unit. Adapun, kontribusi tiap sektor yakni konstruksi 25%, forestry 24%, agro 29%, dan mining 22%.
Djonggi Gultom, Chief Marketing Director Hexindo Adiperkasa, mengatakan proyeksi total penjualan mesin alat berat sebanyak 2.436 unit untuk periode fiskal tahun 2018. Pihaknya menyatakan optimistis dapat mencapai target tersebut.
“100% kami yakin [target penjualan tercapai]. Antrian sampai Maret 2019 sudah mencukupi target tersebut,” ujarnya di Jakarta, Selasa (18/9/2018).
Djonggi mengungkapkan proyeksi yang dibuat oleh perseroan sejalan dengan potensi konsumen calon pembeli alat berat. Sebagai contoh, pihaknya telah mendapatkan pesanan 27 unit dari salah satu kontraktor tambang batu bara terbesar di Indonesia.
Selain batu bara, dia menyebut memiliki prospek pesanan dari tambang nikel dan timah. Menurutnya, para calon konsumen tersebut bersedia menunggu pengiriman pesanan.
“Kami yakin target kami terutama dari sektor mining bisa tercapai,” jelasnya.
Sejalan dengan tren harga komoditas secara global, pihaknya menyebut kontribusi penjualan ke sektor pertambangan diproyeksikan akan melejit. Kontribusi 22% hingga Juli 2018 diprediksi naik menjadi di atas 50% untuk periode fiskal 2018.
Dengan demikian, HEXA menyatakan dampak penundaan sejumlah proyek infrastruktur oleh pemerintah berdampak minim terhadap penjualan. Pasalnya, perseroan memiliki sektor lainnya yang mampu menopang kinerja keuangan.
Di sisi lain, Djonggi mengklaim mampu merealisasikan 95% dari target penjualan semester I/2018. Adapun, jumlah yang dibidik pada periode tersebut separuh dari target 2.436 pada 2018 atau setara dengan 1.218.
“Masih on track, kemarin agak telat delivery waktu lebaran. Setelah lebaran, naik hampir 1,5 kali lipat atau sudah 200 lebih setiap bulan,” paparnya.