Bisnis.com, JAKARTA — PT Toba Bara Sejahtra Tbk. (TOBA) mencari peluang untuk masuk ke dalam proyek atau akuisisi aset di sektor pertambangan dan kelistrikan.
Direktur Independen Toba Bara Sejahtra Alvin Sunanda menyampaikan, dalam menerjemahkan visi perusahaan ke depan, manajemen mencari proyek-proyek potensial di sektor kelistrikan dan batu bara. Aset yang akan diakuisisi merupakan proyek brownfield, atau yang sudah berjalan.
Saat ini, TOBA memang mengandalkan pendapatan utama dari sektor batu bara. Namun, perseroan juga memiliki dua proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), yakni SULBAGUT-1 dan SULUT-3.
“Operasi komersial (Commercial Operation Date/COD) SULBAGUT-1 pada 2020, dan COD SULUT-3 pada 2021. Kami juga mencari proyek-proyek atau aset tambang dan kelistrikan lain,” papar Alvin dalam laporan PT Toba Bara Sejahtra Tbk., Kamis (6/9/2018).
Pada semester I/2018, pendapatan perusahaan naik 46,48% year-on-year (yoy) menjadi US$187,29 juta dari sebelumnya US$127,86 juta. Penjualan batu bara meningkat menuju US$179,99 juta dari semester I/2017 senilai US$126,75 juta.
TOBA juga membukukan pendapatan US$363.249 dari bisnis kelapa sawit, dan bisnis konstruksi sebesar US$6,94 juta. Per Juni 2017, belum ada pemasukan dari lini konstruksi.
Laba bersih pada semester I/2018 mencapai US$16,05 juta. Nilai itu melonjak 99,84% yoy dari semester I/2017 sebesar US$8,03 juta.
Alvin menyampaikan, pada Januari—Juni 2018, penjualan batu bara perseroan meningkat 9,1% yoy menjadi 2,4 juta ton dari sebelumnya 2,2 juta ton. Volume produksi juga naik 8,7% menjadi 2,5 juta ton dari per Juni 2017 sebesar 2,3 juta ton.