Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan batu bara PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) membidik volume produksi sejumlah 30 juta-40 juta ton per tahun dalam beberapa tahun ke depan. Oleh karena itu, perseroan merencanakan sejumlah aksi akuisisi.
Direktur Operasi Indo Tambangraya Megah A.H. Bramantya Putra menyampaikan, dalam jangka panjang, perseroan menargetkan peningkatan produksi batu bara sejumlah 30 juta-40 juta per tahun. Oleh karena itu, ITMG berupaya menambah cadangan melalui aksi akuisisi.
"Kami secara aktif mencari tambang-tambang yang potensial untuk meningkatkan volume produksi 30 juta-40 juta ton ke depan. Diharapkan yang memiliki reserves untuk 15 tahun," tuturnya, Rabu (29/8/2018).
Dia pun memprioritaskan tambang yang diakuisisi memiliki potensi batu bara kalori tinggi, sesuai keunggulan kompetitif perseroan. Mayoritas cadangan batu bara ITMG atau sekitar 74% merupakan produk berkalori 5.600-6.200 Kcal/kg, dan 23% berkalori 5.000-5.600 Kcal/kg.
Total cadangan batu bara perseroan mencapai 330 juta ton. Volume itu bertambah 77,4 juta ton pada Agustus 2018 seiring dengan rampungnya akuisisi PT Nusa Perdana Resources (NPR).
Tambang NPR yang terletak di Kalimantan Tengah ini memiliki konsesi IUP mencapai 4.291 hektare. Ditargetkan produksinya dapat dimulai pada 2022.
Akuisisi NPR juga bertujuan memacu penjualan batu bara sekaligus memaksimalkan utilisasi infrastruktur ITMG di Gugus Melak, Kalimantan Tengah. Pasalnya, perusahaan memiliki sejumlah konsesi tambang yang berdekatan seperti Trubaindo, Bharinto, dan Tepian Indah Sukses (TIS).