Bisnis.com, JAKARTA – PT Blue Bird Tbk. membukukan penurunan laba tipis pada semester I/2018 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya (yoy).
Direktur Blue Bird Sigit Djokosoetono menyampaikan bahwa pada awal tahun ini perseroan masih harus mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk pembayaran belanja rutin sekaligus kompensasi untuk driver dan karyawan.
“Kami harus mempertahankan beberapa pembiayaan yang sedang kami jalankan seperti peremajaan armada dan kompensasi untuk karyawan. Kami mempertahankan driver loyal yang dapat memberikan kontribusi yang baik pada semester-semester berikutnya,” kata Sigit di Jakarta, Kamis (2/8/2018).
Sigit menyampaikan, kompensasi untuk pengemudi yang termasuk pada beban operating cost yang nilainya cukup besar pada semester I/2018 sehingga memengaruhi laba bersih yang diraup perseroan pada periode tersebut.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, emiten dengan kode saham BIRD tersebut membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp190,45 miliar pada semester I/2018 atau turun tipis 1,38% dibandingkan laba bersih perseroan pada semester I/2017 yang sebesar Rp193,07 miliar.
Selain membukukan penurunan bottomline, BIRD juga membukukan penurunan pendapatan. Pada semester I/2018, topline perseroan yaitu sebesar Rp1,97 triliun, turun 5,33% dibandingkan pendapatan perseroan pada semester I/2017.
Dokumen yang sama menunjukkan perusahaan justru dapat menekan nilai beban langsung yaitu sebesar Rp1,45 triliun pada semester I/2018 atau menurun 3,71% (yoy).
Sigit menyebut bahwa pada sisa tahun ini, perseroan optimistis kinerja topline dan bottomline akan lebih baik karena perseroan menjalin kerja sama strategis dengan beberapa pihak, sekaligus terlibat sebagai penyedia armada sedan dan van untuk penyelenggaraan Asian Games 2018 yang dimulai pada bulan ini.
“Kerja sama strategis akan terus kami lakukan. Selain itu, perseroan juga berinvestasi dari sisi teknologi sehingga bis amengembangkan sistem pemesanan. Target ke depan, kami ingin meningkatkan transaksi cashless untuk pelanggan,” jelas Sigit.
Investor Relations Blue Bird Michael Tene sebelumnya mengungkapkan dampak dari Lebaran cenderung kurang baik bagi permintaan taksi reguler karena mobilitas pelanggan turun, dan jumlah pengemudi juga turun karena mudik.
“Secara general, Lebaran memang kurang baik untuk bisnis taksi dan seasonality-nya memang seperti itu,” jelas Michael.
Meski laba bersih perseroan masih terkoreksi pada kuartal I/2018 dan semester I/2018, Michael menyampaikan kinerja finansial perseroan membaik jika dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.terdampak dari kompetisi ketar, laba bersih perseroan sempat turun hingga double digit.