Bisnis.com, JAKARTA — Emiten tambang logam PT Vale Indonesia Tbk. membukukan pendapatan senilai US$374,61 juta pada semester I/2018 dengan kenaikan 28,34% year-on-year dari sebelumnya US$291,88 juta.
Presiden Direktur Vale Indonesia Nico Kanter menyebutkan, pada semester I/2018 perusahaan mengantongi pendapatan hingga US$374,61 juta, naik 28,34% yoy. Peningkatan pemasukan itu ditopang oleh perbaikan volume penjualan pada kuartal II/2018 dan penguatan harga nikel matte.
Pada kuartal II/2018, penjualan nikel matte oleh emiten dengan kode saham INCO ini mencapai 18.764 ton, tumbuh dari triwulan sebelumnya 17.240 ton. Total pemasaran pada semester I/2018 turun 3,07% yoy menjadi 36.003 ton dari sebelumnya 37.144 ton.
Rerata harga jual meningkat menuju US$9.887 per ton pada kuartal I/2018 dan US$10.880 per ton pada kuartal II/2018. Adapun, pada semester I/2017, rerata harga jual hanya mencapai US$7.585 per ton.
"Produksi dan penjualan pada kuartal II/2018 meningkat, harga juga lebih baik. Namun, dengan kondisi pasar yang naik turun, kami akan tetap fokus dalam mengoptimalkan kapasitas produksi, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi biaya," ungkapnya dalam keterangan resmi, Rabu (25/7/2018).
Salah satu upaya efisiensi ialah dengan mengurangi konsumsi high sulphur fuel oil (HSFO) menjadi 743.247 barel pada semester I/2018 dibandingkan posisi 769.110 barel pada semester I/2017. Penurunan penyerapan HSFO itu terjadi seiring dengan rampungnya coal conversion project 2 (CCP2) pada April 2018.
Dengan demikian, perusahaan memiliki 2 tanur atau tempat pembakaran yang menggunakan bahan bakar batu bara. INCO mengoperasikan lima tanur meliputi tiga di antaranya masih memakai bahan bakar HSFO.
Pada semester I/2018, beban pokok pendapatan perusahaan naik tipis 3,61% yoy menjadi US$321,07 juta dari sebelumnya US$309,88 juta. Perseroan berhasil membukukan laba bruto US$53,54 juta, berbalik dari posisi rugi bruto US$17,99 juta pada semester I/2017.
Sementara itu, EBITDA perseroan pada semester I/2018 melonjak 221,47% yoy menuju US$109,3 juta dari sebelumnya US$34 juta. Pembukuan laba mencapai US$29,39 juta, berbalik dari rugi US$21,48 juta pada periode Januari–Juni 2017.