Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Asia Hati-hati Jelang Batas Waktu Pengenaan Tarif 6 Juli

Bursa saham Asia mengawali perdagangan hari ini, Kamis (5/7/2018) dengan hati-hati, di tengah kegelisahan investor menjelang batas waktu rencana pengenaan tarif oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) terhadap impor China.
bursa asia
bursa asia

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia mengawali perdagangan hari ini, Kamis (5/7/2018) dengan hati-hati, di tengah kegelisahan investor menjelang batas waktu rencana pengenaan tarif oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) terhadap impor China.

Berdasarkan data Reuters, indeks MSCI Asia Pacific, selain Jepang, naik hanya 0,03% setelah turun 0,4% pada sesi perdagangan sebelumnya.

Secara umum, pergerakan saham di Asia kekurangan dorongan saat pasar saham di AS ditutup pada Rabu (4/7/2018) karena libur Hari Kemerdekaan. Bursa saham AS sebelumnya terlihat sedikit lebih kuat, menuju ke sesi pembukaan yang lebih tinggi untuk Wall Street di kemudian hari.

Adapun indeks Nikkei Jepang dilaporkan turun 0,1%, indeks KOSPI Korea Selatan bergerak flat, dan bursa saham Australia naik 0,4% pagi ini.

“Pasar tidak memiliki arah yang kuat tanpa insentif dari Amerika Serikat, di mana pasar mereka ditutup kemarin [Rabu waktu AS atau Kamis pagi WIB]. Pergerakan saham China dan yuan tetap menjadi faktor kunci untuk sementara,” kata Masahiro Ichikawa, pakar strategi senior di Sumitomo Mitsui Asset Management, seperti dikutip Reuters.

Pemerintah AS berencana untuk mengenakan tarif untuk impor senilai US$50 miliar dari China, saat dua negara berkekuatan ekonomi terbesar di dunia ini bertahan dalam perselisihan perdagangan sengit yang telah menggoyang pasar keuangan global dalam beberapa pekan terakhir.

AS telah menyatakan akan mengenakan tarif terhadap impor dari China senilai US$34 miliar mulai 6 Juli. Pemerintah negeri Tirai Bambu pun bersumpah akan melakukan pembalasan dengan cara yang sama.

Namun kemudian, Kementerian Keuangan China pada Rabu (4/7) menyatakan bahwa China jelas tidak akan memulai perang dagang dengan AS, juga tidak akan menjadi yang pertama untuk mengenakan tarif.

China telah menekan Uni Eropa untuk mengeluarkan pernyataan bersama yang kuat terhadap kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump, menurut para pejabat Eropa kepada Reuters.

“Angka pengenaan tarif oleh AS untuk impor senilai US$34 miliar sebagian besar telah diperhitungkan oleh pasar dan fokusnya sekarang pada apa yang dikatakan Amerika Serikat untuk nilai US$16 miliar sisanya,” tambah Ichikawa.

Sementara itu, mata uang yuan China berhasil melonjak pada Rabu, memperpanjang pemulihannya dari level terendah dalam 11 bulan setelah bank sentral negeri tersebut berupaya menenangkan kegelisahan pasar gelisah serta membendung kemerosotan mata uang itu baru-baru ini. Yuan offshore bergerak sedikit lebih tinggi setelah naik 0,4% terhadap dolar AS pada hari sebelumnya.

Adapun dolar AS bergerak flat terhadap yen pada posisi 110,500, terperangkap dalam kisaran sempit pada hari sebelumnya karena libur Hari Kemerdekaan AS.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro