Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Ditutup Memerah hampir 1% saat Pasar Asia Didera Kekhawatiran Perang Dagang

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergelincir dan berakhir turun hampir 1% pada perdagangan hari ini, Senin (2/7/2018).
Karyawan dan pelaku usaha berada di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (16/3/2018)./ANTARA-Sigid Kurniawan
Karyawan dan pelaku usaha berada di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (16/3/2018)./ANTARA-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA— Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergelincir dan berakhir turun hampir 1% pada perdagangan hari ini, Senin (2/7/2018).

IHSG ditutup melemah 0,90% atau 52,47 poin di level 5.746,77, setelah dibuka di zona hijau dengan penguatan 0,5% atau 29,26 poin di level 5.828,49.

Adapun pada perdagangan Jumat (29/6/2018), IHSG mampu rebound dan berakhir dengan penguatan 2,33% atau 131,92 poin di level 5.799,24, mematahkan koreksi tiga hari berturut-turut.

Meski sempat memperpanjang penguatannya kembali menembus level 5.800, gerak indeks berbalik melemah pada awal Sesi II perdagangan dan balik tergelincir ke kisaran level 5.700. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran level 5.746,77 – 5.832,22.

Dari 588 saham yang diperdagangkan hari ini, sebanyak 141 saham menguat, 255 saham melemah, dan 192 saham stagnan.

Berdasarkan data Bloomberg, delapan dari sembilan indeks sektoral IHSG berakhir di zona merah, dipimpin sektor aneka industri (-4,68%) dan industri dasar (-2,19%). Adapun sektor konsumer berakhir sendiri di zona hijau dengan kenaikan 0,24%.

Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 mengakhiri pergerakannya hari ini di zona merah dengan pelemahan 0,81% atau 4,04 poin di level 493,90.

Pagi tadi, indeks dibuka dengan penguatan 0,87% atau 4,35 poin di posisi 502,29, setelah pada perdagangan Jumat (29/6) rebound dan berakhir menguat 3,29% atau 15,86 poin di level 497,94.

Indeks saham lainnya di Asia Tenggara terpantau bergerak variatif petang ini, dengan indeks FTSE Straits Time Singapura (-0,91%), indeks FTSE Malay KLCI (-0,38%), indeks PSEi Filipina (+0,48%), dan indeks SE Thailand (+0,60%).

Sementara itu, indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing berakhir anjlok 2,06% dan 2,21%, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan anjlok 2,35%. Di China, indeks Shanghai Composite dan indeks CSI 300 masing-masing anjlok 2,52% dan 2,93%.

Secara keseluruhan, pasar bursa saham Asia terpantau memerah pada perdagangan petang ini di tengah meningkatnya kekhawatiran perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China serta melesunya data manufaktur di China.

Indeks saham Jepang dan China pun terjerembab lebih dari 2% setelah data Purchasing Managers’ Index (PMI) kedua negara tersebut untuk Juni menunjukkan sedikit menurun dari bulan sebelumnya.

Seperti diketahui, data Indeks Pembelian Manajer (Purchasing Managers’ Index/PMI) China untuk Juni yang dirilis pada Sabtu (30/6/2018) menunjukkan data permintaan ekspor yang berkontraksi.

Biro Statistik China (NBS) mencatat Indeks Pembelian Manajer (Purchasing Managers’ Index/PMI) China berkontraksi menuju 51,5 pada Juni, di bawah perkiraan analis di level 51,6, dan raihan 51,9 pada Mei.

Adapun data indeks permintaan ekspor China juga berkontraksi untuk pertama kalinya sejak Februari 2018, turun menjadi 49,8 dari bulan sebelumnya, menunjukkan melesunya permintaan dari negara-negara lain.

Ini menjadi tanda paling jelas bahwa perang perdagangan yang akan datang memiliki dampak negatif pada pertumbuhan. Mulai Jumat ini (6/7/2018), dua negara berkekuatan ekonomi terbesar di dunia tersebut akan mulai saling memberlakukan tarif lebih tinggi untuk ratusan jenis produk impor, sekaligus menandai eskalasi konflik yang besar.

“Biasanya pergerakan kecil pada PMI dapat diabaikan tetapi dalam suatu lingkungan dimana terdapat kekhawatiran tentang perang dagang, Anda bisa melihat lebih banyak reaksi,” kata Shane Oliver, kepala strategi investasi di AMP Capital Investors Ltd.

“Mengingat permulaan dari tarif yang signifikan di China, Anda akan segera dapat memahami mengapa investor sedikit lebih gugup.”

Saham-saham penekan IHSG:

 Kode

(%)

BMRI

-4,74

ASII

-5,30

UNVR

-1,63

TPIA

-4,46

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

(%)

HMSP

+2,23

GGRM

+2,60

UNTR

+2,53

BDMN

+2,75

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper