Bisnis.com, JAKARTA--Untuk menciptakan sumber pendapatan yang stabil, PT Mitrabara Adiperdana Tbk. siap masuk dalam bisnis pembangkit listrik tenaga surya pada tahun depan.
Presiden Direktur Mitrabara Adiperdana Widada mengungkapkan, perseroan melalui PT Cipta Tenaga Surya tengah melakukan diskusi dengan PT Pembangkit Listrik di Kalimantan untuk proposal pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Dia mengungkapkan, bisnis energi terbarukan merupakan bisnis yang didukung oleh pemerintah.
"Ada dua yang sedang kami jajaki, pertama, fokus menjajaki bisnis pembangkit listrik tenaga surya yang akan berkerja sama dengan Engie Prancis, lalu bisnis energy plantation seluas 20.000 ha di Kalimantan Utara," ungkapnya di Jakarta, Senin (21/5/2018).
Widada memproyeksikan, perseroan optimis bisa riset pembangunan PLTS rampung pada tahun ini, maka pada tahun depan, diproyeksikan PLTS bisa beroperasi. Dia mengungkapkan, untuk menggarap bisnis energy plantation, perseroan akan menggandeng Idemitsu Kosan.
Dia mengungkapkan, bisnis dua bisnis insiatif tersebut bisa membuat kinerja keuangan perseroan semakin stabil pada jangka panjang.
Pada 2018, emiten bersandi saham MBAP ini berencana memproduksi 3,8 juta ton per tahun. Saat ini, jumlah kapasitas yang dimiliki perseroan mencapai 5 juta ton hingga 6 juta ton per tahun. Adapun total cadangan di Malinau mencapai 29 juta ton.
Nilai pendapatan per Maret 2018 mencapai U$75,87 juta, naik 26,54% dari posisi US$59,95 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Selain itu, nilai laba bersih per Maret 2018 mencapai U$22,21 juta, tumbuh 28,53% dari posisi US$17,28 juta bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Adapun alokasi belanja modal pada tahun ini sebesar US$4,82 juta, atau lebih rendah dari tahun sebelumnya senilai US$6 juta. Belanja modal pada tahun ini akan dilakukan untuk aktivitas perawatan dan perbaikan alat-alat kerja.
Sebagai informasi, dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) perseroan membagikan dividen senilai Rp404,99 miliar atau setara Rp330 per saham yang dibagikan kepada 1,22 miliar. Sementara itu, laba bersih senilai Rp22,2 miliar akan digunakan untuk cadangan wajib.