Bisnis.com, JAKARTA – Kendati diduga terbelit kasus penyuapan Bupati Mojokerto, kalangan analis menilai saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk. masih prospektif untuk dikoleksi dalam jangka panjang.
Vice President Research Department Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengungkapkan investor akan melihat lebih dalam sejauh apa keterlibatan perusahaan dalam kasus tersebut. Jika tidak berdampak sistemik pada kelangsungan perusahaan, saham keduanya masih prospektif.
“Kalau itu benar-benar sistemik terhadap perusahaan, suspensi akan bisa cooling down itu. Tapi prospek keduanya sebenarnya bagus karena kebutuhan menara masih tinggi. Itu perlu diperhatikan. Perusahaan memang masih dibutuhkan, lalu fokus juga perbaikan yang dilakukan perusahaan,” ungkap William di Gedung Bursa Efek Indonesia, Senin (7/5).
William menyampaikan baik manajemen BEI, KPK, dan manajemen internal perusahaan akan melakukan pemeriksaaan. Baik Tower Bersama Infrastructure (TBIG) maupun Sarana Menara Nusantara (TOWR) diyakini memiliki manajemen risiko yang mapan untuk menghadapi tantangan tertentu.
Bisnis mencatat baik TBIG maupun TOWR memang mencatatkan pertumbuhan finansial moncer sepanjang tahun lalu. Pada 2017, TBIG membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp2,25 triliun.
Capaian laba bersih tersebut melonjak 224,8% jika dibandingkan dengan yang dikantongi perusahaan pada 2016 yaitu Rp723,2 miliar. Tower Bersama Infrastructure gencar melakukan perluasan titik menara telekomunikasi pada 2017. Padahal, laba bersih perseroan sempat terkoreksi 9,76% selama 2016.
Adapun, TOWR yang merupakan entitas Grup Djarum membukukan laba bersih sebesar Rp2,1 triliun pada 2017 lalu. Nilai tersebut meningkat 19% dibandingkan capaian perusahaan pada 2016.
Pada penutupan perdagangan Senin (7/5/2018), saham TBIG terkoreksi 100 poin atau sebesar 1,89% ke level Rp5.200, sedangkan harga saham TOWR menguat 0,34% atau 10 poin ke level Rp2.990.