Bisnis.com, JAKARTA – Harga logam dasar mayoritas mengalami penguatan pada penutupan perdagangan Senin (30/4) seiring dengan rilis data ekonomi China yang lebih tinggi dari ekspektasi.
“Logam dasar mendapat dukungan dari data ekonomi China yang dirilis positif, terutama percepatan dalam pertumbuhan investasi properti dan aktivitas konstruksi yang stabil,” kata Analis ANZ Daniel Hynes dalam sebuah catatan, seperti dilansir dari Bloomberg, Selasa (1/5/2018).
Biro Statistik Nasional (NBS) pada Senin (30/4) melaporkan bahwa indeks manajer pembelian (PMI) untuk sektor manufaktur China berada di angka 51,4 pada periode April. Angka ini lebih tinggi dari konsensus sebesar 51,3 kendati lebih rendah dibandingkan dengan angka pada bulan sebelumnya di 51,5.
Angka ini juga tercatat masih lebih tinggi dari rata-rata sebesar 51 pada kuartal pertama tahun ini dan 51,2 pada April 2017. Angka di atas 50 sudah menunjukkan kondisi ekspansi.
Adapun data PMI non-manufaktur tercatat naik dari 54,6 pada Maret 2018 menjadi 54,8 pada periode April 2018. Indeks composite PMI output pun mengalami kenaikan menjadi 54,1 pada April, lebih tinggi dari 54 pada bulan sebelumnya.
“Data China menunjukkan selera investor untuk tembaga dan logam dasar lainnya meningkat, kendati dolar AS lebih kuat,” kata Hynes.
Hynes menjelaskan bahwa meskipun dolar AS mengalami penguatan yang biasanya dapat menekan harga komoditas logam dasar, namun ternyata data ekonomi China yang memberikan petunjuk adanya penguatan permintaan lebih kuat dalam mempengaruhi harga.
Harga tembaga di London Metal Exchange (LME) ditutup menguat 10 poin atau 0,15% menjadi US$6.807 per ton. Secara year-to-date (ytd), harga melemah 6,07%.
Adapun, harga aluminium ditutup naik 32 poin atau 1,44% menuju US$2.255 per ton. Sepanjang tahun berjalan, harga turun 0,57%.
Harga seng mengalami kenaikan 6 poin atau 0,19% menjadi US$3.127 per ton. Sepanjang tahun berjalan harga telah turun 5,78%.
Harga timah tercatat menguat paling tinggi yaitu sebesar 275 poin atau 1,32% menuju US$21.175 per ton. Harga tercatat tumbuh 5,74% sepanjang tahun berjalan.
Sementara itu, logam dasar lainnya, seperti nikel dan timbal justru mengalami pelemahan. Harga nikel di LME ditutup melemah 235 poin atau 1,69% menjadi US$13.650 per ton. Kendati demikian, secara ytd, harga menguat 6,97%.
Adapun, harga timbal turun 26 poin atau 1,11% menuju US$2.320 per ton di LME. Harga terpantau mengalami pelemahan sepanjang tahun sebesar 6,73%.
Sementara pada waktu yang sama, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS menguat ke level tertinggi dalam hampir 4 bulan di level 91,841. Greenback semakin menguat pada perdagangan Selasa (1/5) dengan pergerakan di kisaran 91,799—91,991.