Bisnis.com, JAKARTA – Emiten kapal pengangkut minyak dan gas, PT Wintermar Offshore Marines Tbk. mencatatkan kondisi finansial yang kian membaik. Seiring dengan pemulihan harga komoditas, perseroan mampu menekan nilai kerugian besar yang diderita sepanjang 2017.
Berdasarkan laporan kinerja keuangan kuartal I/2018, emiten dengan kode saham WINS tersebut membukukan pendapatan sebesar US$16,6 juta pada kuartal I/2018, meningkat 27% (year-on-year/yoy) dibandingkan kuartal I/2017 yang sebesar US$13,08 juta.
Investor Relations Wintermar Offshore Marines, Pek Swan Layanto mengungkapkan, kenaikan pendapatan tersebut terdorong oleh kenaikan utilisasi armada milik perseroan yang melonjak 70% selama periode Januari—Maret 2018, dari rata-rata 50% pada kuartal I/2017.
“Kenaikan itu didukung oleh utilisasi yang lebih baik pada armada mid tier dan low tier yang pada kuartal I/2017 banyak yang menganggur. Kapal baru yang kami beli pada kuartal IV/2017 juga mulai memberikan kontribusi,” ungkap Pek di Jakarta, Senin (30/4/2018).
Pek mengungkapkan, dari kenaikan utilisasi kapal tersebut, perseroan memang harus mengeluarkan biaya yang lebih besar, misalnya untuk awak kapal, biaya pemeliharan, dan biaya bahan bakar yang masing-masing meningkat 19%, 56%, dan 159% selama kuartal I/2018.
Pada periode tersebut, perseroan membukukan kenaikan EBITDA signifikan sebesar 72% menjadi US$8,2 juta dibandingkan US$4,8 juta (yoy). Kenaikan Ebitda tersebut juga didorong oleh utilisasi kapal milik perseroan yang meningkat.
Kondisi operasional yang membai berimbas pada kinerja kuartal I/2018, di mana perseroan berhasil menekan kerugian besar yang diderita pada periode sama tahun lalu. Pada awal tahun ini, kerugian perseroan sebesar US$1,31 juta, atau membaik 67,12% dibandingkan kerugian kuartal I/2017 yang sebesar US$3,42.
Pek menyampaikan hingga akhir Maret 2018, perseroan membukukan kontrak sebesar US$83,4 juta. Menurutnya, sejumlah tender jangka panjang yang telah dimiliki perseroan akan terus bertambah seiring pemulihan harga komoditas.
“Ada beberapa tender jangka panjang yang sedang dalam proses. Kami juga terus menjual armada low tier yang lebih tua, untuk menjaga armada yang lebih muda. Kami berhadap bisa membukukan lebih banya penjualan kapal dalam beberapa bulan mendatang,” ungkap Pek.
Prospek lainnya yaitu pernyataan SKK Migas yang menyebut ada 50 proyek hulu minyak dan gas yang akan mulai berproduksi dalam 10 tahun ke depan. Proyek-proyek tersebut diprediksi menghabiskan investasi US$11,9 miliar. Dari 50 proyek tersebut, 30 di antaranya merupakan proyek di lepas pantai.