Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten penyedia layanan telekomunimasi triple play, PT First Media Tbk. memprediksi pada tahun ini belum akan membukukan laba. Perseroan milik Grup Lippo tersebut tercatat telah menderita kerugian pada tiga tahun terakhir.
President Director First Media Harianda Noerlan mengungkapkan pada tahun ini perseroan membatasi aksi ekspansi, dan akan fokus menempuh optimalisasi pada jaringan infrastruktur yang sudah ada. Manajemen akan memperluas layanan Bolt, sekaligus memperkuat posisi pada area yang sudah dimasuki.
"Tahun ini kami akan lihat lagi bisnis yang sudah berjalan. Ke depan ini kami belum akan perluas jaringan, namun lebih kepada penguatan intensitas yang sudah ada. Untuk Bolt, kami akan evaluasi daerah yang menghasilkan," ungkap Harianda dalam paparan publik di Jakarta, Jumat (20/4).
Harianda mengungkapkan selama periode 2016-2017, perseroan telah berhasil memperkecil kerugian usaha, salah satunya karena melepas Cinemaxx. Dengan upaya efisiensi, emiten dengan kode saham KBLV tersebut optimistis kerugian perusahaan pada tahun ini dapat mengecil.
Bisnis mencatat First Media telah membukukan kerugian yang dapat diatribusikan pada pemilik entitas induk yang kian membengkak sejak 2015. Pada tahun lalu, rugi yang dapat diatribusikan pada pemilik entitas induk perseroan mencapai Rp1,1 triliun.
Nilai tersebut meningkat 39,53% dibandingkan kerugian yang diderita perseroan pada 2016 yang sebesar Rp794,7 miliar. Adapun, pada 2017 perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp982,46 miliar, turun 25% dibandingkan capaian 2016 yang sebesar Rp1,31 triliun.
Adapun, saat ini 90% pendapatan perseroan disumbangkan oleh tiga anak usahanya yaitu PT Internux yang memiliki produk Bolt, PT Prima Wira Utama yaitu perusahaan jasa layanan pemasangan kabel dan wifi gedung, dan PT MSH Telecom Niaga, penyedia layanan telekomunikasi percakapan.