Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stok Minyak AS Naik, WTI Terkikis

Penguatan harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) terkikis pada perdagangan pagi ini, Rabu (11/4/2018), menyusul laporan industri yang dikabarkan menunjukkan kenaikan tak terduga dalam stok minyak di AS.
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Penguatan harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) terkikis pada perdagangan pagi ini, Rabu (11/4/2018), menyusul laporan industri yang dikabarkan menunjukan kenaikan tak terduga dalam stok minyak di AS.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei 2018 diperdagangkan di US$65,49 per barel pada pukul 4.30 sore waktu setempat, setelah ditutup di US$65,51 per barel di New York Mercantile Exchange pada perdagangan Selasa (10/4).

Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Juni 2018 melonjak US$2,69 ke US$71,34 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London, tertinggi sejak Desember 2014, setelah berakhir di US$71,04.

Dilansir Bloomberg, bursa minyak di New York bergerak lebih rendah dari level yang dibukukannya pada perdagangan Selasa, setelah American Petroleum Institute disebut melaporkan peningkatan persediaan minyak mentah sebesar 1,76 juta barel pekan lalu.

Ini kontras dengan survei Bloomberg yang memperkirakan penurunan sebesar 1,25 juta barel. Pemerintah federal dijadwalkan akan merilis datanya pada hari ini waktu setempat.

API juga melaporkan pasokan minyak mentah di pusat penyimpanan terbesar AS di Oklahoma naik 1,45 juta barel pekan lalu. Ini akan menjadi kenaikan pekan kelima berturut-turut, jika dikonfirmasikan oleh data EIA.

Sebelumnya, minyak mentah mampu melonjak ke level tertinggi sejak 2014 pada perdagangan di London mengikuti reli pasar saham, yang ditopang isyarat perdamaian oleh China terhadap perdagangan dan kabar bahwa Arab Saudi mengupayakan harga lebih tinggi.

Pada akhir perdagangan Selasa (10/4), indeks S&P 500 menguat 1,67% atau 43,71 poin di 2.656,87, seiring meredanya kekhawatiran investor tentang tensi perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Sementara itu, Arab Saudi dikabarkan menginginkan harga minyak mendekati US$80 per barel untuk mendanai pengeluaran serta mendukung valuasi IPO raksasa minyak negara tersebut, Aramco.

“Sesekali kita melewati periode korelasi yang cukup tinggi antara harga minyak mentah dan S&P 500 dan kita tampaknya berada di dalamnya saat ini,” kata James Williams, pimpinan perusahaan riset energi WTRG Economics.

“[Namun] pada Rabu, kita akan melihat koreksi, terutama jika kita mendapatkan konfirmasi tentang kenaikan oleh Energi Information Administration,” tambahnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro