Bisnis.com,JAKARTA — PT Waskita Beton Precast Tbk. tengah mengkaji opsi penerbitan surat utang jangka menengah atau medium term notes (MTN) untuk keperluan pendanaan perseroan.
Direktur Utama Waskita Beton Precast Jarot Subana mengatakan bahwa perseroan tengah mengakaji opsi akuisisi pabrik besi. Hal tersebut untuk memenuhi kebutuhan material yang selama ini masih melalui impor.
Jarot menyebut, emiten berkode saham WSBP itu tengah menghitung untung rugi dari rencana akuisisi tersebut. Akan tetapi, pertimbangan utama perseroan yakni ketersedian material untuk keperluan produksi.
Dia mengungkapkan bahwa rencana tersebut belum termasuk ke dalam anggaran belanja modal WSBP tahun ini. Oleh karena itu, perseroan mengkaji penerbitan medium term notes (MTN) sebagai alternatif sumber pendanaan.
“Emisi MTN sekitar Rp2 triliun hingga Rp3 triliun tetapi kami masih menunggu pemeringkatan. Dana yang akan digunakan untuk akuisisi sekitar Rp500 miliar dan sisanya modal kerja,” paparnya di Jakarta, Kamis (5/4/2018).
Jarot menambahkan bahwa kemungkinan besar rencana itu baru teralisasi pada paruh kedua 2018. Perseroan juga tidak menutup kemungkinan akan mengemisi obligasi.
Baca Juga
Sementara itu, MC Budi Setyono, Direktur Keuangan dan Risiko Waskita Beton Precast menjelaskan bahwa saat ini perseroan tengah memproses pemeringakatan dari PT Fitch Ratings Indonesia dan PT Pemeringkat Efek Indonesia. Dari hasil tersebut, terdapat dua kemungkinan pendanaan antara MTN dan obligasi.
Budi menilai bahwa penerbitan MTN memiliki proses yang lebih sederhana. Selain itu, beberapa calon pemegang surat utang tersebut telah menghubungi perseroan.
“Beberapa dana pensiun dan asuransi sudah menghubungi tetapi belum bisa kami ungkap,” paparnya.
Dia mengungkapkan perseroan akan menggunakan dana yang diperoleh melalui MTN untuk keperluan refinancing, selain untuk keperluan akuisisi dan modal kerja. Pihaknya berencana melakukan reprofiling terhadap utang WSBP yang berbunga tinggi.
“Kita rentang bunga utangnya tinggi 7,8% hingga 10%, nah yang di atas 9,5% akan kita ganti. MTN kemungkinan kuponnya 8%,” imbuhnya.