Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Strategi Vale Indonesia (INCO) Demi Tekan Biaya US$23 Juta

Emiten tambang logam PT Vale Indonesia Tbk., (INCO) melakukan sejumlah strategi dalam menekan biaya pokok produksi.
Ilustrasi./JIBI
Ilustrasi./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA-Emiten tambang logam PT Vale Indonesia Tbk., (INCO) melakukan sejumlah strategi dalam menekan biaya pokok produksi.

Direktur Vale Indonesia Febriany Eddy menyampaikan, untuk memacu laba, perusahaan melakukan upaya efisiensi bahan bakar. Pasalnya, konsumsi minyak dan batu bara merupakan komponen utama dalam beban pokok penjualan.

"Jadi saat harga batu bara dan minyak sedang tinggi seperti saat ini, kami akan menerapkan sejumlah strategi efisiensi," ujarnya.

Sejak 2013, perusahaan sudah mengonversi penggunaan alat pengeringan atau kiln menggunakan bahan bakar batu bara dari sebelumnya minyak. Dari 5 kiln yang ada, baru 1 yang dikonversi.

Rencananya, pada bulan ini perusahan akan melakukan proses commissioning 1 kiln baru. Menurut Febry, penggunaan bahan bakar batu bara masih lebih murah dibandingkan minyak, meskpun harga batu hitam sedang memanas.

Sebagai bukti, pada tahun lalu perusahaan menghemat US$23 juta karena pemakaian 1 kiln bertenaga batu bara, meningkat dari 2016 sebesar US$12 juta. Konsumsi batu bara setahun berkisar 300.000-400.000 ton.

"Jadi kami akan mencoba untuk konversi 1 kiln lagi menjadi menggunakan batu bara," ujarnya.

Di samping itu, perusahaan akan menggunakan batu bara berkalori lebih rendah sekitar GAR 5.700-6.000 Kcal/kg untuk proses kimiawi. Sebelumnya INCO memakai batu hitam berkalori GAR 6.000--6.400 Kcal/kg dalam proses pengeringan dan kimiawi.

"Biasanya kami pakai batu bara yang spesifikasinya sama untuk pengeringan dan reduction [proses kimiawi]. Sekarang kami lagi trial untuk menggunakan batu bara dengan kalori lebih rendah untuk reduction," paparnya.

Dengan menggunakan batu bara dengan kalori lebih rendah, secara otomatis ongkos pembelian berkurang karena harga yang lebih miring.

Sebelumnya, CEO dan Presiden Direktur INCO Nico Kanter menyampaikan, perusahaan memeroleh pendapatan senilai US$629,33 juta pada 2017. Nilai itu meningkat 7,74% year on year (yoy) dari sebelumnya US$584,14 juta.

Namun, beban pokok pendapatan melonjak menuju US$622,78 juta dari 2016 senilai US$550,02 juta. Alhasil, laba bruto perusahaan menurun menjadi US$6,55 juta dari sebelumnya US$34,12 juta.

“Biaya bahan bakar dan batu bara meningkat masing-maasing 36% dan 39%. Kedua barang konsumsi ini merupakan item biaya terbesar Vale,” paparnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper