Bisnis.com, JAKARTA – Kerugian PT Wintermar Offshore Marine Tbk. pada 2017 melonjak cukup tajam pada 2017. Berdasarkan laporan keuangan perseroan, rugi yang diatribusikan pada pemilik saham sebesar US$27,1 juta.
Kerugian tersebut membengkak 69,03% dari nilai rugi yang ditanggung perseroan selama 2016 yaitu US$16,03 juta. Manajemen menyebut 2015—2017 merupakan tahun yang cukup sulit bagi industri minyak dan gas sehingga menyebabkan utilisasi armada perseroan menyentuh nilai terendahnya.
Investor Relations PT Wintermar Offshire Marine Tbk. Pek Swan Layanto mengungkapkan pada tahun ini, perusahaan menargetkan utilisasi kapal dapat mencapai 70% setelah pada tahun lalu menyentuh titik terendahnya di rata-rata 62%.
Untuk itu, pada tahun ini perusahaan optimistis dengan pemulihan industri terkait minyak dan gas, yang tercermin dari kontrak yang diperoleh perusahaan. Hingga akhir Februari 2018, perusahaan telah memiliki kontrak on hand senilai US$95 juta. Pada 2018, perusahaan menyebut terus memperluas pelayanan.
“Upaya pemasaran yang inovatif juga telah memampukan kami memasuki bidang layanan baru seperti pekerjaan penyelaman, instalasi pipa bawah laut dan pekerjaan inspeksi pipa bawah laut,” ungkap Pek Swan di Jakarta, Rabu (21/3/2018).
Selain itu, Pek Swan mengungkapkan saat ini Wintermar Offshore sedang memulai proyek Air Diving pertamanya melalui perjanjian kontrak 3 tahun dalam penyediaan layanan inspeksi, perbaikan dan perawatan lepas pantai kepada produsen
Pada awal tahun ini, WINS telah menerbitkan 200 juta saham baru tanpa hak memesan terlebih dahulu atau private placement. Dari aksi korporasi tersebut, perseroan mengantongi dana sebesar US$4,9juta.
Tujuan dari private placement tersebut adalah untuk menyediakan modal kerja dalam memfasilitasi biaya pra-operasi kapal untuk bekerja, memperkuat struktur modal, dan membekali perusahaan dengan kas sehingga siap menangkap peluang usaha.